Dengan langkah begitu cepat, akhirnya Varel pun tiba di depan pintu kamarnya, yang terbuka lebar. Di dalam kamarnya, ia lihat, Zacky sudah tertidur dengan mendengkur dengan sangat kerasnya. Yang menggema di kamar itu.
Varel lalu masuk dan berniat untuk menutup pintu kamarnya. Akan tetapi ia lihat bayangan hitam yang bergerak begitu cepat, masuk ke dalam kamar mandi.
Kontan saja hal itu membuat Varel begitu terkejut. Ia langsung saja mendorong pintu kamarnya dengan begitu kerasnya. Yang membuat Zacky terbangun dari tidurnya seketika itu juga. Walaupun kedua matanya, masih terpejam dengan begitu rapatnya.
"Lo, kenapa sih Rel. Kayak dikejar setan aja?" kata Zacky, seperti orang yang mengigau saja.
"Gue engga dikejar setan. Tapi gue digangguin sama setan," sahut Varel, lalu berbaring di samping Zacky, yang tidur terlentang.
"Lo, bisanya ngehalu aja. Mendingan lo tidur, bangun kita beli peralatan untuk malam. Nah kalau malam, baru ada setan," ucap Zacky, masih dengan mata terpejam. Seperti orang yang sedang mengigau saja.
"Tapi gue tadi ngeliat bayangan hitam, mondar-mandir dari dalam kamar mandi," sahut Varel, dengan keyakinannya itu.
"Terserah lo lah ...," sahut Zacky lalu tertidur kembali dengan dengkurannya itu.
"Lebih baik aku tidur saja lah," ujar Varel di dalam hatinya. Lalu memejamkan matanya, dengan posisi tidur menyamping ke arah Zacky.
Mereka berdua pun tertidur dengan begitu pulas nya. Hingga sore pun menjelang. Varel bangun terlebih dahulu, sedangkan Zacky masih tertidur dengan pulas nya.
Mau tak mau. Varel pun membangunkan Zacky. Karena mereka berdua. Akan membeli keperluan untuk ritual malam nanti.
"Zacky bangun!" kata Varel dengan kerasnya, diiringi oleh tepukan tangannya pada paha Zacky.
Zacky tetap tertidur dengan pulas nya. Hingga Varel pun kesal. Ia lalu menutup mulut dan hidung Zacky dengan tangan kanannya. Yang membuat Zacky pun terbangun seketika. Karena dirinya kesulitan bernapas.
Zacky lalu menarik tangan kanan Varel. Lalu menghempaskan nya dengan begitu kasarnya. Karena dirinya benar-benar kesal diperlakukan seperti itu oleh sahabatnya.
"Gila lo ya! Gue bisa mati tahu, digituin kayak gitu!" cecar Zacky dengan ketusnya. Lalu duduk bersila di tempat tidur itu.
"Abisnya lo susah bangun!" bela Varel, atas perkataan Zacky.
"Lo memang mau ngepain sih, bangunin gue?" tanya Zacky, dengan mata yang melotot ke arah Varel yang duduk berselonjor di hadapannya.
"Bukannya kita mau beli peralatan untuk ritual malam nanti?" tanya balik Varel. Yang membuat Zacky teringat akan rencana mereka, untuk mengadakan ritual gaib nanti malam.
"Oh iya, kenapa gue bisa lupa ya?" sahut Zacky, dengan menepuk jidatnya dengan tangan kanannya. Lalu tersenyum-senyum, seakan amarahnya terhadap Varel hilang begitu saja dari dalam dirinya.
"Makanya jangan kebanyakan molor!" ketus Varel, lalu cemberut.
"Ya, udah kita gas sekarang," kata Zacky, lalu merangkak turun dari tempat tidur itu. Yang diikuti oleh Varel.
"Mandi dulu sono," sahut Varel.
"Sama aja. Mandi engga mandi, gue mah tetap item ...," jawab Zacky, lalu melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar Varel.
"Tapi paling engga, lo cuci muka. Gue mau masak nasi dulu di rice cooker," Varel pun mengikuti langkah kaki Zacky.
"Iya, bawel!" Zacky pun menuju ke arah kamar mandi. Sedangkan Varel menuju ke arah dapur untuk memasak nasi.
Di dalam kamar mandi, Zacky hanya mencuci muka dengan scrub pembersih. Ia pun merasakan ada sesuatu yang sedang mengawasinya di belakang dirinya. Selesai membasuh wajahnya dari scrub pembersih wajah itu. Zacky langsung menengok dan tak menemukan apa-apa.
"Aneh, sepertinya ada sesuatu yang sedang mengawasi ku?" tanya Zacky di dalam hatinya, sambil membasuh kembali wajahnya. Agar benar-benar bersih, dari busa pembersih muka itu.
"Jangan-jangan apa yang dilihat tentang bayangan hitam yang keluar dari kamar mandi. Itu benaran? Lebih baik aku tak menceritakan tentang hal ini. Nanti Varel, malah bertambah ketakutan," ujar Zacky di dalam hatinya, lalu meninggalkan kamar mandi itu.
Setibanya di luar kamar mandi. Zacky pun langsung disambut oleh perkataan dari Varel. Yang telah menaruh beras yang sudah dicuci bersihnya ke dalam rice cooker.
"Gitu dong, jadi keliatan ganteng," canda Varel, yang bersiap untuk masuk ke dalam kamar mandi.
"Gue ganteng, sedari lahir tahu!" sahut Zacky, lalu bersiul menuju ke kamar Varel.
"Iya deh, Kang Molor," timpal Varel, yang tak sahuti oleh Zacky.
Varel pun lalu masuk ke dalam kamar untuk mandi. Sambil bersiul, hingga ia pun mendengar ada yang membalas siulannya itu.
Varel menghentikan siulannya itu. Berusaha mencari tahu, siapa yang mengikuti siulannya itu.
"Ky!" panggil Varel, mengira yang bersiul itu Zacky.
Tak ada jawaban apa pun dari Zacky, yang memang sedang berada di kamar. Akan tetapi siulan itu berhenti. Pikiran Varel pun menjadi berpikiran yang tidak-tidak. Hingga ia pun mempercepat waktu mandinya dari biasanya ia mandi.
Varel segera bergegas ke luar dari dalam kamar mandi. Dirinya langsung saja menuju kamarnya, di mana Zacky sedang sibuk dengan gawainya itu. Akan tetapi Zacky tetap melihat wajah Varel yang ketakutan itu.
"Lo kenapa? Muka lo kayak habis ngeliat setan aja?" tanya Zacky, dengan pandangan mata tetap fokus pada gawai nya itu.
"Lo abis dari kamar mandi tetap di sini kan?" tanya Vatel, dengan penuh selidik kepada Zacky. Menunggu jawaban jujur dari sahabatnya itu.
"Iya, memang kenapa?" tanya balik Zacky, lalu menaruh gawai nya di kasur. Dengan tatapan kepada Varel yang sedang berganti pakaian.
"Tadi gue bersiul. Eh, ada yang ikuti gue bersiul. Gue kira lo, tapi gue panggil engga respon," tutur Varel, yang telah selesai berpakaian.
"Makanya, kalau di kamar mandi jangan suka bersiul. Ada yang ngikuti kan?" nasehat Zacky pun keluat untuk Varel.
"Tapi gue bingung, kok rumah ini sekarang jadi horor. Jangan-jangan ini berhubungan sama buku yang lo bawa," tebak Varel.
"Jangan suka mengaitkan satu masalah dengan masalah lainnya. Yang belum tentu ada hubungannya," sahut Zacky, dengan ketusnya.
"Tapi feeling gue mengatakan hal itu," sergah Varel, lalu duduk di pinggir tempat tidur.
"Tapi gue engga percaya, sama feeling lo," timpal Zacky dengan nada yang santai. Meremehkan feeling dari sahabatnya itu.
"Ya, udah coba lo pikir sama logika lo," ketus Varel, sambil menyisir di rambut hitamnya itu.
Zacky pun terdiam. Hanya hati kecilnya yang bicara.
"Benar juga katanya. Sebelumnya rumah ini aman-aman saja. Apa salah satu setan dari pohon kelapa itu, ada yang mengikuti hingga ke rumah ini?" tanya Zacky di dalam hatinya. Sambil berspekulasi, tentang apa yang sedang ia dan Varel alami di rumah ini.
Cukup lama terdiam. Akhirnya Zacky pun berbicara untuk merespons perkataan dari sahabatnya itu.
"Mungkin salah satu setan pohon kelapa angker itu, ada yang mengikuti kita sampai sini. Tapi gue yakin, ini engga ada hubungannya dengan buku yang gue ambil," ungkap Zacky.
"Terserah lo lah, Kang Molor! Tapi kalau setan itu besok masih ada, lo harus tanggung jawab," kata Varel dengan tegasnya.
"Tenang, besok akan normal lagi. Setelah kita melakukan ritual itu," sahut Zacky.
"Ya, udah ayo kita gas sekarang," ajak Varel kepada Zacky.
"Kita memang mau mencarinya di mana untuk ritual seperti itu?" tanya Zacky yang kini terlihat kebingungan.
"Santai, gue tahu tempatnya," jawab Varel dengan santainya. Lalu melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya. Yang diikuti oleh Zacky, untuk mencari keperluan ritual, untuk malam nanti.