Chapter 9

4623 Kata
Kecupan, ciuman serta lumatan itu berlangsung selama beberapa menit. Menghasilkan deru nafas Skylar yang memburu, suaminya itu benar – benar ahli dalam hal membuainya hanya dengan bibirnya. Kedua netra itu kembali bertemu, sebelah tangan Gabriel terangkat demi mengusap ranum Skylar yang terlihat membengkak seksi dengan kilap saliva yang begitu menggoda gairahnya.   “Siap menjadi milikku seutuhnya, istriku?” bisik Gabriel lagi yang kian membuat wajah Skylar memerah padam. Tanpa menjawab, gadis itu justru meraih tengkuk Gabriel, kembali membawa wajah pria itu untuk mendekat padanya dan menyatukan kembali bibir mereka, seolah memberikan jawaban pada suaminya itu dalam diam. Gabriel tentu memahaminya, sebuah helaan nafas lega disela lumatan keduanya pun keluar. Pria itu meraih lutut Skylar untuk diangkatnya dengan mudah, sempat membuat Skylar memekik dalam ciuman keduanya tentu saja.   Masih dengan bibir yang saling bertaut, Gabriel melangkahkan kakinya menuju ranjang megah yang berada diruangan tersebut. Membawa Skylar dalam gendonganya dengan bibir yang masih saling melumat tentu saja bukan masalah besar baginya, kaena menurut Gabriel Skylar memang seringan itu.   Srashhhh   Tubuh mungil dan sintal itu secara perlahan pria itu rebahkan diatas ranjang, membuat ciuman itu tersela sejenak demi menempatkan Gabriel disela kaki Skylar yang pria itu buat terbuka. Skylar masih melingkarkan tangannya pada leher kokoh Gabriel, terengah sembari menatap Gabriel yang kini terlihat begitu panas hingga menimbulkan sebuah rasa asing yang muncul dari dalam dirinya.   “Menikmati apa yang kau lihat sayang?” goda Gabriel mendapati Skylar nampak terpaku menatap tubuh bagian atasnya yang tak tertutupi kain apapun lagi, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya random kearah lain, gugup dan malu tentu saja karena tertangkap basah tengah merona akibat melihat tubuh seksi suaminya itu.   Srettt   Netra Skylar kembali menatap Gabriel kala pria itu meraih tangan kanannya, menggenggam pergelangan tangan gadis itu untuk ia arahkan pada d**a bidang sialan seksinya itu.   “Kenapa malu hm? Mulai detik kita mengucap janji pernikahan, semua ini adalah milikmu. Seluruh hal yang kumiliki adalah milikmu, begitupula sebaliknya.” Gabriel tersenyum begitu teduh, memberikan rasa tenang dan nyaman pada Skylar yang ikut tersenyum.   “Jadi biasakan dirimu untuk mencicipi semua yang telah menjadi milikmu ini sayang…” lanjut Gabriel lagi dengan sensual, kali ini diiringi dengan sebuah gigitan kecil pria itu pada belakang telinga Skylar membuat gadis itu menggelinjang dengan tangan yang meraba erat bahu kokoh Gabriel demi menahan sebuah suara laknat yang memaksa keluar dari bilah bibirnya.   Fokus Gabriel kembali pada wajah Skylar, melihat mata istrinya itu yang kini berubah mulai sayu. Tangannya bergerak menangkup sebelah pipi Skylar, lalu kembali menanamkan bibir keduanya dalam lumatan serta ciuman panas yang kian candu hingga membuatnya tak ingin saling melepas. Tubuh Skylar dibuat bergerak gelisah kala Gabriel kian aktif mengerjai bibir dan isi mulutnya, tanpa menyadari bahwa secara perlahan tangan kiri Gabriel telah merambat turun membuka satu persatu kancing piyama yang dikenakan istrinya itu.   Skylar tak menyadari bahwa kini kancing atasan piyamanya telah terbuka penuh, memamerkan tubuh bagian atasnya yang begitu menggerus pertahanan Gabriel hingga membuat pria itu tak mampu lagi membendung gairahnya. Gadis itu baru menyadari keadaan tubuh bagian atasnya ketika mereka melepas tautan bibir yang telah berlangsung bermenit – menit tersebut. Merasakan nafas hangat Gabriel yang tengah sedikit tersengal akibat adu bibir dan lidah keduanya, menerpa d**a atasnya tanpa terhalang kain apapun. Sialan, tubuhnya bereaksi asing serta rona merah tak kunjung luntur dari wajahnya kala Gabriel semakin menelusupkan wajahnya pada d**a Skylar, menghirup wangi feromon gadis itu dengan rakus yang selama ini benar – benar setengah mati ia tahan demi menjaga keutuhan Skylar.   “Eunghh…” sebuah lenguhan kecil terdengar dari bibir Skylar ketika gadis itu benar – benar tak mampu lagi menahannya akibat Gabriel yang semakin rakus menghirup nafas diatas kulit dadanya, bahkan melancarkan beberapa kecupan hingga hisapan pada kulit mulusnya.   Kepala pria itu yang semula tenggelam menelusup padanya itu, kini kembali terangkat demi menatap wajah istrinya. Tepat ketika netra tajam itu menangkap wajah Skylar, seketika libido Gabriel meningkat, mendapati ekspresi menggoda istrinya yang tengah pasrah dalam kungkungan tubuh kokohnya itu. Wajah berantakan yang mulai berkeringat mengabaikan AC yang telah mendinginkan ruangan itu, sebagian anak rambut yang menutupi sisi wajah, bibir merah yang bengkak hasil dari ulah sang suami, serta mata sayu yang seolah menghipnotis Gabriel untuk segera memasuki inti kegiatan yang keduanya lakukan nyaris setengah jam itu.   Tangan kokoh itu terulur menyingkirkan anak rambut dari sisi – sisi wajah Skylar, kemudian kembali memberikan sebuah kecupan manis pada pipi istrinya tersebut. Memandang penuh dengan tatapan memuja pada keadaan istrinya itu yang kini benar – benar jauh dari kata rapi. Skylar menggigit bibirnya malu kala Gabriel menatap intensi tubuh bagian atasnya yang terbuka, lalu baru menyadari pula tentang keberadaan sebuah tanda samar didadanya yang mulai memerah.   Srettt   Tangan dengan jemari lentik itu refleks menutupi bagian payudaranya yang masih tertupi bra, menghalangi pandangan buas penuh damba dari suaminya yang berada diatasnya itu, seola siap menerkam tubuhnya yang terbaring pasrah itu kapan saja. Gabriel yang melihat tingkah Skylar yang berubah malu – malu tersebut hanya dapat terkekeh kecil, dengan sebuah seringaian menggoda yang tak kunjung luntur, pria itu membubuhkan kecupan seringan kupu – kupu diatas telapak tangan yang yang Skylar gunakan untuk menutupi dadanya tersebut tanpa mengalihkan tatapan matanya dari netra Skylar. Membuat pipi gadis itu benar – benar terasa seolah tersengat karena ulah Gabriel padanya.   Cupp cuppp cuppp   “Kenapa ditutupi hm?” tanya Gabriel masih setia memberikan kecupan – kecupan kecil disepanjang punggung tangan Skylar yang tak kunjung gadis itu lepas, membuat lutut Skylar kian melemas dengan jantung kian bertalu.   “M-malu~” cicit Skylar lirih sembari mengalihkan pandangannya kearah manapun asal tidak bertemu dengan netra tajam nan menggoda milik suaminya itu.   “Dengar, hanya aku yang dapat melihat seluruh bagian tubuhmu sekarang karena aku suamimu. So, seperti yang kubilang pada awal tadi, ini akan menjadi awal bagi kita untuk saling membiasakan diri satu sama lain.” Ucap Gabriel dengan tangannya yang kembali menangkup pipi Skylar, membuat gadis itu mau tak mau menatap kembali mata tajam yang begitu indah tersebut. Dalam diam, tangan – tangan Gabriel mulai meraih kedua tangan istrinya yang menyilang menutupi d**a menggodanya. Menahan dua tangan itu disisi – sisi kepala Skylar, lagi – lagi membuat gadis itu memerah malu ketika seringai nakal Gabriel kembali terukir menatap gundukan itu.   Tanpa menunda lagi, Gabriel menggerakkan kepalanya mendekat tepat pada belahan d**a Skylar. Menggigit kancing bra tersebut yang terletak tepat ditengah belahan d**a Skylar dengan sensual.   Ctekkk   Seringaian puas terpatri jelas pada bibir Gabriel, pria itu menatap istrinya yang kini jelas memilih mengalihkan pandangannya kelain arah. Tangan pria itu masih menahan kedua tangan Skylar pada sisi kepala gadis itu, lalu tanpa aba – aba mendaratkan bibir panasnya pada pucuk d**a gadis itu.   “Uhmmm…” Skylar yang tanpa persiapan pun akhirnya kembali melenguh kecil kala mendapat serangan tiba – tiba dari bibir c***l suaminya. Tanpa mengulur waktu lagi Gabriel melancarkan kembali beberapa kecupan serta hisapannya pada d**a gadis itu dengan tangannya yang telah membebaskan kedua tangan Skylar, membuat gadis itu bebas menyalurkan rasanya dengan meremas serta menjambak kecil surai Gabriel.   “Bersiaplah untuk kubuat mendesah semalam suntuk, sayang…”   -   Terik matahari pagi di Paris menerpa sepasang manusia yang masih asyik diatas ranjang tersebut melalui jendela besar kamar yang sengaja pemiliki kamar itu buka. Salah satu manusia yang berada diatas ranjang tersebut telah tersadar dari tidur lelapnya, memilih memandangi wajah pasangannya dengan penuh puja. Gabriel terkekeh kecil mengingat pergumulan panasnya dengan Skylar semalam. Benar – benar pengalaman yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya. Keindahan istrinya, kecantikan gadis itu… ah atau mungkin kita dapat memanggilnya wanita itu detik ini, bahkan unsur menggemaskan istrinya tetap tak tertinggal ditengah kegiatan bercinta mereka semalam. Kulit mulus Skylar yang terlihat dan tak tertutupi selimut tebal itu seolah terlihat begitu menggoda dibawah terik matahari pagi yang menyinari. Meskipun begitu, gadis itu masih tetap pada keadaannya yang memejamkan mata dengan lelap. Gabriel sukses membuatnya kelelahan semalaman, namun berbeda dengan keadaan Gabriel sendiri yang terlihat begitu bugar dengan raut bahagianya, efek bercinta dengan sosok yang begitu ia cintai nampaknya. Bahkan pria itu sudah bangun sejak 1 jam lalu, dan masih betah mengamati wanita yang telah resmi menjadi miliknya itu. Berkali – kali mendecak kagum, segila itu dirinya pada Skylar.   “Eunghh…” senyum pria itu kian tak dapat ditahannya mendengar lenguhan kecil Skylar yang nampaknya akan segera bangun dari tidur lelapnya tersebut. Beberapa detik kemudian kelopak mata wanita itu mengerjap – ngerjap kecil, tangannya bergerak kecil, kemudian mengernyit merasakan tubuhnya yang terasa begitu kelelahan.   “Good morning, wife…” sapa Gabriel dengan suara rendahnya yang terdengar menggelitik telinga Skylar. Cuppp* pria itu mendaratkan sebuah kecupan pada dahi Skylar, membuat wanita itu kembali mengerjap – ngerjapkan matanya, berusaha mengumpulkan kesadaran.   Wanita itu memerah seketika mendapati Gabriel yang kini menghadap kearahnya dengan posisi kepala yang disangga dengan tangannya dan tubuh sepenuhnya miring kearahnya. Oh, jangan lupakan tentang fakta bahwa pria itu tengah menyeringai kearahnya dengan bagian atas tubuhnya yang tak memakai pakaian apapun, ehm, atau bahkan bagian bawah tubuhnya pun juga tak mengenakan apapun?   Srettt   Gabriel meraih pinggang ramping istrinya itu untuk sepenuhnya menghadap kearahnya, kemudian mengusap serta meremas pinggang Skylar secara perlahan, masih dengan matanya yang menatap Skylar dengan instan. Oh ayolah, ini masih terlalu pagi untuk kembali membuat istrinya kelelahan dengan berolahraga kembali diatas ranjang bukan?   “Bagaimana tidurmu hm?” tanya Gabriel masih dengan suaranya yang terdengar begitu rendah, tepat berada disamping telinga Skylar hingga membuat wanita itu meremas bahu kokoh suaminya. Dengan takut – takut sekaligus malu, Skylar memejamkan matanya.   “Aku tidur terlalu lelap karena ulah mesummu bodoh.” Keluh Skylar dengan suara seraknya. Oh sial, nampaknya ia benar – benar nyaris kehilangan suaranya akibat keliaran suaminya yang benar – benar tak mau berhenti membuatnya mendesah nyaris semalaman. Mendengar suara Skylar, Gabriel pun terkekeh kecil. Ia jelas ingat betul bagaimana istrinya itu tak dapat menahan sedikitpun desahannya selama kegiatan mereka berlangsung. Segala posisi yang keduanya praktekkan semalam jelas dengan mudah dapat membuat istrinya itu mengeluh lututnya lemas dan kian tak bisa diam menahan suara – suara laknat itu untuk keluar, membuat Gabriel kian berbunga – bunga seolah baterai yang ada dalam dirinya baru saja terisi penuh setelah ia gunakan selama seumur hidupnya.   “Tapi kau menyukainya sayang…” Skylar mencebikkan bibirnya mendengar ejekan pria itu padanya, yahh memang benar apa yang baru saja Gabriel katakan. Sejujurnya ia pun tak dapat berkata bahwa ia tak menyukai apa yang mereka lakukan semalam, bahkan hingga dirinya tak mampu menolak sedikitpun ketika Gabriel meminta tambahan ronde lagi dan lagi.   Gabriel benar – benar masih saja dibuat gemas dengan tingkah istrinya yang serba bisa membolak – balikkan perasaannya tersebut, tanpa mampu menahan lagi pria itu memeluk Skylar dengan erat lalu mengecupi surai gadis itu juga, mengabaikan keadaan tubuh keduanya yang saat ini masih sama – sama telanjang hingga membuat Skylar kembali memerah. Malu sebenarnya, tapi bagaimana suaminya itu bisa tenang dan sesantai itu sih?   “Aku benar – benar mencintaimu, sangattt mencintaimu.” Ucap Gabriel dengan lantang, membuat rasa hangat mengaliri hati Skylar. Gadis itu jelas dapat mendengar degup jantung Gabriel yang berdetak cepat tak beraturan seperti miliknya. Benar – benar merasa terharu karena dicintai sebegini besarnya oleh pria yang kini masih memeluknya erat tersebut.   “Aku juga mencintaimu, husband~” balas Skylar malu – malu sebelum akhirnya kembali menelusupkan wajahnya pada d**a bidang Gabriel yang terpapar didepan wajahnya. Gabriel terkekeh kecil mendengarnya, hidup yang kini ia rasakan terasa begitu berbanding terbalik dengan yang dulu ia jalani. Kisah hidupnya kini kian berwarna akibat kehadiran Skylar dihidupnya. Dulu ia bahkan tak pernah berani untuk mengkhayalkan sebuah kehidupan pernikahan dengan seorang wanita yang mencintai dan dicintainya apa adanya, serta mampu membuatnya bertekuk lutut sebagai seorang yang biasa bersikap arogan sepertinya. Kehidupan rumah tangga yang hangat seperti ini benar – benar tak pernah ia bayangkan akan dapat ia nikmati.   “Pukul berapa sekarang?” tanya Skylar masih dengan suara seraknya yang tak kunjung pulih. Gabriel pun melirik jam digital yang terletak diatas nakas samping ranjang.   “Pukul 9 pagi, dan kau belum sarapan.” Ucap Gabriel sembari melirik menu sarapannya pagi ini yang telah ia letakkan dan tata diatas meja kecil diruangan tersebut yang seolah berfungsi sebagai ruang tamu dengan sofa – sofa besar yang terlihat begitu nyaman untuk diduduki.   “Suapi aku~” rengek Skylar dengan tangan yang masih membalas pelukan Gabriel. Gadis itu mengerjap – ngerjapkan matanya dengan wajah yang ia buat semanis mungkin, membuat Gabriel mengumpat kecil dalam hati. Mengeluh jika dirinya lama – kelamaan bisa terkena diabetes akibat ulah istrinya yang begitu menggemaskan ini.   “Beri aku morning kiss, maka aku akan menyuapimu.” Pinta Gabriel yang kembali membuat Skylar mencebikkan bibirnya.   “Cih, padahal tubuhku remuk karenamu.” Keluh Skylar sebelum akhirnya tangan wanita itu bergerak merambat menuju tengkuk Gabriel, membawa wajah suaminya itu untuk semakin mendekat kearahnya. Kembali mempertemukan bibir keduanya dalam sebuah lumatan lembut sebagai pelengkap energi bagi sepasang manusia itu sebelum memulai aktifitas mereka. Suatu hal yang mungkin menjadi awal perubahan dalam kehidupan mereka setelah menikah. Keduanya saling melumat dan menghisap bibir pasangannya dengan kedua mata yang ikut terpejam pula, menikmati dan mendalami morning kiss mereka tentu saja.   Setelah 5 menit berlalu, tautan bibir yang awalnya saling melumat itu akhirnya terlepas setelah Skylar memukul – mukul kecil d**a bidang Gabriel. Merasa sesak akibat kehabisan nafasnya tentu saja. Raut wajah keduanya terlihat sama – sama sayu selama beberapa saat, sebelum perut keduanya semakin meronta kelaparan akhirnya Gabriel memutuskan untuk segera beranjak dari posisinya diatas ranjang demi menekan nafsunya yang nyaris meledak juga sebenarnya.   “Hyaaa!” pekik Skylar spontan mendapati Gabriel dengan santai beranjak dari ranjang, keluar dari lilitan selimut yang mereka gunakan lalu berdiri begitu saja dengan keadaan yang masih telanjang bulat. Mendapati Skylar yang kini menutupi wajah memerahnya dengan kedua tangannya membuat Gabriel terkekeh geli, sialan sekali memang suaminya ini.   “Kenapa berteriak hm? Kau sudah jelas – jelas melihat semuanya yang ada padaku semalam sayang~” kekeh Gabriel kian merambatkan rona merah istrinya itu hingga telinga.   “C-cepat pakai celanamu bodoh!” protes wanita itu sembari menyembunyikan dirinya kedalam selimut, sukses membuat gelak tawa Gabriel meledak begitu saja. Pria itu akhirnya mengikuti perintah istrinya, meraih celana boxer miliknya yang tergeletak mengenaskan diatas lantai akibat kegiatan mereka semalam kemudian berjalan untuk meraih menu sarapan keduanya yang berada dinampan diatas meja.   Sementara kini Skylar masih merasa kacau dibalik selimutnya. Gadis itu dapat merasakan jantungnya nyaris meloncat keluar dari dalam tubuhnya melihat ketelanjangan suaminya barusan. Mengumpat dalam hati berkali – kali, berusaha meredakan detakan jantungnya yang masih bertalu – talu, sekaligus berusaha mengenyahkan ingatannya tentang kejadian semalam yang sejujurnya membuat gadis itu merasa malu pada Gabriel karena begitu berisik mengeluarkan suara – suara laknatnya selama kegiatan panas mereka berlangsung.   “Sayang, buka selimutmu sekarang okay? sebelum aku membukanya secara paksa, jadi buka selimutmu sekarang dan aku akan menyuapimu.” Ucap Gabriel sekaligus ancamnya dengan nada menggodanya, membuat Skylar mau tak mau kembali melongokkan wajahnya dari balik selimut yang semula menutupinya seluruh badan hingga kepala wanita itu.   “Sebentar, aku akan membantumu bersandar pada kepala ranjang.” Gabriel meletakkan piring yang ada ditangannya tersebut pada nakas yang berada didekatnya. Kemudian beranjak merangkak keatas ranjangnya untuk meraih tubuh istrinya, membantu wanita itu untuk bangun dari posisi rebahannya dan menyandarkan punggung Skylar pada kepala ranjang masih dengan keadaan istrinya yang terlihat memegang erat selimut tersebut untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Kembali menimbulkan sebuah kekehan kecil dari Gabriel tentu saja.   Pria itu kembali meraih piring dengan menu sarapannya itu yang sebelumnya ia letakkan pada nakas samping ranjang. Tangannya mulai dengan telaten bergerak mengiris daging yang ada diatas piring tersebut, lalu mengulurkan daging yang ia tusuk menggunakan garpu tersebut pada Skylar yang langsung dilahap oleh wanita itu. Menu pagi ini yang keduanya nikmati ialah peppercorn beef tenderloin. Skylar yang baru saja melahapnya pun dibuat memejamkan mata sejenak, merasakan lezatnya daging yang dimasak dengan bumbu spesial oleh chef profesional yang mungkin harga satu porsinya tak mau Skylar dengar. Wanita itu membulatkan matanya dengan kilau indah setelah selesai mengunyah daging tersebut, membuat Gabriel kembali terkekeh dan mengusak surai panjang Skylar yang terlihat berantakan khas bangun tidur.   “Demi tuhan, bagaimana bisa itu terasa begitu enak?!” ucap Skylar dengan wajah berseri – serinya, Skylar dan makanan, adalah sebuah perpaduan sempurna. Wanita itu tak akan menjadi cerewet dan akan dengan segera mampu meredakan emosi jika dihadapkan dengan makanan – makanan lezat. Gabriel terkadang berpikir, bagaimana bisa tubuh Skylar tetap seramping itu meskipun wanita itu makan dengan porsi tak main – main?   “Kau suka hm?” tanpa mengulur waktu tentu saja Skylar menjawabnya dengan anggukan antusias. Wanita itu secara tiba – tiba meraih garpu Gabriel yang sudah pria itu tusukkan daging untuk kembali ia suapkan pada istrinya, membalik posisi yaitu mengarahkan garpu itu pada Gabriel dan bermaksud untuk menyuapi balik suaminya itu, menghasilkan sebuah senyuman manis darinya.   Tanpa membuang waktu, Gabriel menerima suapan dari Skylar hingga membuat Skylar kembali tersenyum manis. Dalam diam, gadis itu mencondongkan tubuhnya kearah Gabriel kemudian mendaratkan sebuah kecupan singkat pada bibir Gabriel. Nampaknya Skylar yang terlihat begitu malu – malu sehabis bangun dari tidurnya tadi sudah menghilang sekarang dan berhasil membuat Gabriel membeku ditempat. Pria itu benar – benar terdiam kaku, shock akan kecupan kecil spontan yang istrinya itu berikan, bak seorang remaja labil yang baru saja mendapat kecupan pertama dari cinta pertamanya.   “Babe, tak ingin lanjut untuk menyuapiku hm?” tanya Skylar dengan kekehan kecilnya mendapati suaminya itu masih membeku dalam beberapa saat. Gadis itu benar – benar heran, bagaimana bisa Gabriel selalu bertingkah seperti ini tiap dirinya melakukan sebuah inisiatif pada pria itu? Mendengar pertanyaan Skylar, Gabriel pun mulai tersadar. Pria itu mendengus kecil kemudian ikut terkekeh, mengumpati dirinya sendiri bodoh bahkan membayangkan seperti apa ekspresi Antonio jika melihat tingkah amatir sialan memalukannya barusan akibat sebuah kecupan tiba – tiba dari istrinya. Pasti sahabatnya itu akan puas tertawa hingga terguling – guling karenanya.   “Kenapa tiba – tiba sekali hm? Kau membuatku terkejut setengah mati karena kecupan singkatmu barusan.” Lagi – lagi Skylar dibuat terkekeh. Gadis itu memukul pelan bahu Gabriel sebelum kembali meraih pipi pria itu untuk ia tanamkan sebuah kecupan kecil, lagi – lagi dibibir pria itu.   “Bukankah aku bebas melakukan apapun pada su-a-mi-ku?” ahh, Gabriel tak mampu menahannya. Pria itu benar – benar tersenyum begitu lebar, tangannya meletakkan piring berisi menu sarapan mereka yang masih tersisa setengah tersebut, kemudian merangkak kembali keatas ranjang untung membawa istrinya itu kedalam dekapan hangatnya. Tanpa bosan pria itu mendaratkan kecupannya berulang kali diatas puncak kepala Skylar.   Pada akhirnya, waktu pagi itu keduanya habiskan dengan cuddling bersama. Berbagi kemesraan serta keintiman yang terasa baru bagi keduanya. Saling menyalurkan rasa kasih sayang, cinta dan keperdulian pada pasangannya. Menghabiskan waktu berdua untuk sekedar berlovey – dovey tanpa ada seorang pun atau satu hal apapun yang dapat mengganggu ataupun menyela mereka. Waktu sarapan serta berbagi kemesraan keduanya berlanjut dengan sesi mandi bersama yang diawali ajakan Gabriel tentu saja dimana mendapatkan penolakan dari Skylar pada awalnya, hingga akhirnya pria itu berhasil membujuk istrinya setelah menghabiskan waktu kurang lebih selama 10 menit.   Mandi bersama dengan dalih agar meminimalkan waktu tersebut akhirnya terlaksanakan, meskipun terdapat niat terselubung dari pria itu tentu saja. Dan dari situlah Skylar kembali sadar, bahwa suaminya itu tetaplah seorang pria cerdik dengan segala ide mesumnya seperti yang selama ini ia kenal. Bodohnya ia yang kelewat lugu akhirnya terbujuk begitu saja oleh suaminya hingga berakhir kembali melakukan kegiatan percintaan didalam kamar mandi sana dibarengi mandi kilat keduanya.   -   Menjelang sore, keduanya memutuskan keluar dari kamar hotel yang sejak kemarin keduanya huni. Menapaki jalanan Paris yang cukup ramai sore itu dengan saling bergandengan tangan. Awalnya Gabriel meminta Skylar untuk naik kegendongannya saja daripada harus menahan rasa nyeri diselangkangannya yang lagi – lagi akibat tingkah liar Gabriel, namun wanita itu menolak. Akan terlihat memalukan jika ia berada digendongan pria itu tentu saja, lagipula rasa nyeri yang wanita itu rasakan pada selangkangannya masih dapat ia tahan dengan baik, jadi dirinya lebih baik memutuskan untuk berjalan dengan kakinya sendiri bukan?   Beberapa tempat romantis telah keduanya kunjungi secara singkat sore itu, dengan senyuman yang tak kunjung luntur dari bibir keduanya. Seolah – olah menggambarkan betapa bahagianya mereka untuk memiliki satu sama lainnya. Gabriel beberapa kali mengecup punggung tangan istrinya yang setia berada digenggamannya tersebut, dalam hatinya berulang kali mengucap syukur akan kehadiran Skylar didalam hidupnya kelak untuk selama – lamanya.   Menjelang senja, keduanya melanjutkan kunjungan pada suatu tempat yang tak kalah terkenalnya dikota cinta yang begitu romantis tersebut. Sungai Seine, bukankah itu terdengar familiar ditelinga kalian para penggemar n****+ romantis dengan latar tempat kota Paris ini? Gabriel menuntun Skylar untuk mengikuti langkahnya. Pria itu terlihat berjalan menuju sebuah kapal pesiar mewah tepat ketika lampu – lampu disekitar tempat mereka mulai menyala.   Dalam diamnya, Gabriel telah menyiapkan semua hal romantis untuk istri tercintanya tersebut. Tepat ketika keduanya memasuki kapal pesiar mewah tersebut, matahari terlihat kian tenggelam diufuk barat. Memancarkan bias cahaya berwarna orens yang indah. Keduanya duduk berhadapan dengan berlatar pemandangan matahari tenggelam disisi kanan kapal yang terlihat dari jendela kapal tersebut, membuat Skylar tak dapat berhenti mengagumi keindahan Paris yang dinikmatinya dengan status baru dalam hidupnya itu. Merasakan genggaman tangan suami mu yang tak dapat terlepas sembari menikmati sunset di sungai Seine, bukankah itu terdengar begitu romantis dan membahagiakan?   Setelah matahari benar – benar tenggelam diufuk barat, acara dinner keduanya pun dimulai. Melihat suasana cruise tersebut yang terlihat begitu sepi, maka Skylar dapat memastikan bahwa Gabriel telah membooking cruise ini sepenuhnya, dan Skylar sudah belajar untuk tidak memprotes tindakan pria itu dalam menghabiskan uangnya demi memberikan sebuah surprise pada Skylar. Wanita itu jelas tak mau menyulut pertengkaran ditengah masa honeymoon penuh keromantisan keduanya hanya karena tak setuju dengan sikap Gabriel yang menghamburkan uang demi memberinya kejutan romantis bukan? Karena kini Skylar mulai memahami pola pikir suaminya tersebut serta mau tak mau menerima segala usaha pria itu demi membahagiakannya dengan hal – hal yang mungkin termasuk sangat mahal bagi Skylar, namun sekali lagi, semua uang – uang yang pria itu hamburkan tidak ada apa – apanya dibandingkan kebahagiaan istrinya itu.   Sebuah musik klasik mulai terdengar mengiringi didalami kapal pesiar tersebut. Terdengar damai dan menyenangkan bagi Skylar. Satu - persatu hidangan dinner disajikan diatas meja dengan tatanan elegan tersebut, jangan lupakan pula tema kapal pesiar tersebut yang hampir mirip dengan pesawat milik suaminya yang kemarin membawanya ke Paris.   “Suka dengan kejutanku?” tanya Gabriel setelah keduanya menyelesaikan sesi dinner mereka. Tangannya kembali meraih tangan Skylar dan untuk kesekian kalinya tanpa bosan pria itu mendaratkan sebuah kecupan manis pada punggung tangan wanita itu dan menatapnya mesra. Cinta memang seindah itu jika kau jatuhkan pada orang yang tepat bukan? Begitulah sepertinya yang berada dipikiran Gabriel.   Skylar yang saat itu mengenakan sebuah dress sederhana nan elegan berwarna honey and rosie tersebut dibuat kembali tersipu dengan tingkah Gabriel yang tak henti melakukan hal romantis padanya. Pria itu dinilainya sudah benar – benar romantis ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih, namun kini? Setelah keduanya resmi menikah, Skylar benar – benar harus dibuat tersipu tanpa henti, karena sikap romantis pria yang menjadi suaminya itu kini kian romantis.   “Eum tentu saja, terimakasih untuk semua ini.” Ucap Skylar yang membuat Gabriel menggelengkan kepalanya, pria itu masih setia menatap istrinya dengan lembut nan penuh cinta.   “No, sayang. Jangan berterimakasih kepadaku, karena membahagiakanmu merupakan kewajiban bagiku. Jadi tak perlu ada ungkapan terimakasih disini.” Tolak Gabriel dengan tatapan teduhnya yang tentu saja nyaris membuat lutut Skylar kembali lemas. Jika saja mommy nya melihat tingkah suaminya ini, pasti wanita paruh baya itu akan bahagia sekali melihat betapa besar Gabriel mencintai putrinya.   “Jadi, akan lebih baik jika aku memilih mengatakan bahwa: I love you so much my husband, daripada berterimakasih bukan?” Gabriel kembali dibuat terkekeh gemas, pria itu menggigit bibirnya lagi. Entahlah kenapa, semenjak kehadiran Skylar dalam hidupnya, pria itu jelas kelimpungan untuk selalu menahan senyum. Berbeda dengan masa ketika Skylar belum hadir dalam hidupnya, bahkan Antonio saja yang nyaris seumur hidup dengannya lupa kapan melihat Gabriek tersenyum dengan tulus.   “Yeah, it’s better than you thank me babe…” lalu acara makan malam keduanya malam itu diakhiri dengan sebuah dansa yang diiringi langsung oleh musik klasik yang indah. Berlatar kerlap – kerlip keindahan kota Paris dimalam hari yang seolah menghipnotis keduanya agar semakin dalam menyalurkan cinta satu sama lain.   “Terimakasih telah hadir dalam hidupku, mencintaiku dan mendampingiku hingga selama – lamanya.” Ucap Gabriel pada Skylar disela dansa romantis keduanya. Lagi, Skylar dibuat memejamkan mata haru dengan senyum lembutnya.   “Seperti yang sebelumnya kamu katakan, jangan ucapkan terimakasih. Cukup katakan bahwa kau mencintaiku, itu cukup.” Balas Skylar dengan kekehan lembutnya. Kini kedewasaan mulai Skylar rasakan, wanita itu telah beranjak menjadi sosok yang lebih anggun serta dewasa. Itu sebenarnya dikarenakan ajaran dari mommy nya selama 2 minggu sebelum pernikahan, tepat ketika ia dipisahkan dengan Gabriel. Selama waktu 2 minggu tersebut, Skylar diberikan beberapa pelajaran oleh mommy tersayangnya itu. Pelajaran untuk menjadi sosok yang dewasa, sosok yang siap menjadi seorang wanita yang siap berumah tangga, suatu pelajaran yang tak pernah ia temui dimasa sekolahnya tentu saja. Wanita paruh baya itu secara perlahan mengajarkannya untuk melunturkan sifat egois khas remajanya, memberikan beberapa petuah, serta melatih dirinya untuk mempelajari menu masakan baru yang beraneka ragam. Gadis itu benar – benar merasa bersyukur memiliki mommy nya yang begitu telaten mengajarinya menjadi sosok istri yang baik kelak untuk Gabriel yang mencintainya sepenuh hati tersebut.   Maka hari itu keduanya tutup dengan sebuah kecupan manis dipenghujung dansa. Kembali pulang menuju hotel yang mereka tempati setelah puas menikmati suasana malam kota Paris yang begitu indah dan penuh keromantisan. Semakin menumbuhkan kemistri diantara pasangan menikah tersebut, serta mulai membiasakan diri untuk tanpa malu memberika afeksi satu sama lain kepada pasangan. Bukankah pernikahan keduanya benar – benar berjalan dengan indah?   -   Keesokan harinya Skylar dibuat kebingungan dengan tingkah tiba – tiba Gabriel  yang pagi – pagi sekali membangunkannya. Meskipun menghabiskan waktu yang tidak singkat karena Gabriel harus memutar otaknya demi membangunkan istrinya yang tertidur lelap sekali akibat melewati kembali malam panas bersamanya itu. Tentu saja hal itu membuat Skylar terbangun dengan keadaan merengut. Tidur nyamannya diganggu oleh suami menyebalkannya itu, padahal pria itu jelas tau bahwa Skylar masih benar – benar lemas dan butuh istirahat karena lagi – lagi diajak begadang nyaris semalaman oleh pria itu sendiri semalam.   Masih dengan bibir mencebiknya, Skylar menyadari bahwa beberapa barang – barang miliknya telah Gabriel kemas rapi kedalam koper. Sekejap membuat batin Skylar bertanya – tanya, mengapa Gabriel sudah mengemas rapi semua barang mereka? Apakah rencana honeymoon seminggu penuh keduanya harus terhenti karena Gabriel harus melakukan suatu pekerjaan penting? Skylar masih memandangi Gabriel dengan tatapan bertanya – tanya, namun tak ada satupun kata yang keluar dari mulut gadis itu, membuat Gabriel mengernyitkan dahinya.   “Ada apa hm? Ingin mengatakan sesuatu padaku?” tanya Gabriel akhirnya, pria itu tentu saja mulai sedikit banyak hafal dengan tiap gerak – gerik Skylar jika wanita itu tengah ingin mengatakan sesuatu tapi ditahan.   “A-ah, tidak kok.” Elak Skylar sembari mengalihkan tatapan matanya dari mata Gabriel, semakin menimbulkan kecurigaan pria itu tentu saja. Bohong adalah suatu kelemahan bagi Skylar, wanita itu benar – benar payah jika dalam hal membohongi orang lain terutama Gabriel yang begitu teliti menelisik tiap perubahan ekspresi dari wanita yang begitu ia cintai tersebut.   “Katakan saja, kau tak pandai berbohong padaku. Aku tidak melarangmu menanyakan apapun yang ingin kau ketahui bukan? Jadi katakan padaku sebelum aku memaksamu berterus terang, sayang.” Lagi, Skylar mencebik kesal. Mengumpati dirinya sendiri bodoh dalam hati karena selalu saja tak bisa membodohi pria dihadapannya itu. Selalu saja begini, berakhir dengan pria itu yang terus mencecarnya untuk benar – benar mengatakan apa yang ada dipikiran wanita itu. Itu memanglah hal bagus karena seolah menunjukkan fakta bahwa Gabriel begitu peduli dan peka terhadapnya, namun terkadang Skylar malu untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya ada dipikirannya atau justru merasa gengsi membuatnya urung untuk melontarkan pemikirannya.   “Hmm, apa rencana honeymoon kita yang seminggu penuh itu dibatalkan?”   To be continued~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN