"Kak Mustofa .... " Ziah menatap pria di depannya dengan mata melebar. "Kenapa kamu kembali, Zi. Kalau Mang Sukur tahu, berbahaya buatmu." Pria yang dipanggil Mustofa oleh Ziah itu menatap Ziah dengan kecemasan yang terlihat jelas di bola matanya, juga dari getaran suaranya. "Aku ingin menziarahi makam kedua orang tuaku, Kak," ucap Ziah dengan suara lembutnya. "Ehemm!" Wira berdehem, karena merasa dilupakan. Dua orang di dekatnya, menoleh ke arah Wira. "Kak Tofa, kenalkan ini Aa Wira. Aa Wira, kenalkan ini Kak Mustofa, anak Pak Muslim, marbot mesjid yang kita temui tadi." Ziah memperkenalkan Wira, dan Mustofa. "Mustofa ...." Mustofa mengulurkan tangannya, disambut oleh Wira. Kedua pria itu berjabat tangan. "Wira, suami Ziah!" ucap Wira dengan tekanan pada 'suami Ziah' "Suami?" Musto