1. Montana

1061 Kata
Bumi tahun 2556 Wabah spora jamur yang mengandung bakteri berbahaya mulai melanda bumi. Para manusia berjatuhan di jalan. Semua orang yang sedang beraktivitas saat itu berusaha untuk mencari tempat perlindungan, tapi usaha mereka sia-sia. Spora itu menyebar melalui udara. Keadaan saat itu sangatlah kacau. Semua orang berlarian dan ada yang terinjak. Para orang-orang kaya yang selamat mulai di jemput oleh pasukan elit yang dibuat oleh pemerintah untuk dipindahkan ke planet Erlene 00956. Seorang bocah laki-laki bernama Caspian berumur 10 tahun yang baru saja pulang sekolah merasa sangat ketakutan. Ia merasa sesak napas dan merasakan sesuatu yang panas membakar tubuh mungilnya. Matanya berkunang-kunang dan pemandangan matanya menjadi kabur. Ia sudah tidak kuat untuk berlari lagi. Suara sirene dan suara alarm tanda bahaya terdengar di mana-mana. Suara pesawat berlalu-lalang di langit yang saat itu sudah berubah menjadi mendung seperti akan turun hujan. Mobil-mobil terbang mengalami kemacetan di langit. Caspian berusaha melangkahkan kedua kakinya yang terasa semakin berat. Ia melihat rumahnya yang hanya berjarak tinggal beberapa meter lagi. Ia berusaha untuk bisa sampai di rumahnya. Dengan napas yang terengah-engah, Caspian tiba di rumahnya yang besar berlantai tiga. Nama Montana terukir indah di depan pagar rumahnya. Ia masuk dan rumah itu kosong. Tidak ada satu pun orang di sana. Ia pergi ke dapur dan melihat banyak pelayan yang sudah tidak sadarkan diri. "Ibu. Ayah. Di mana kalian?" Caspian mencari keberadaan mereka di seluruh rumah dan bahkan kamar mereka juga kosong. Tubuhnya sudah merasa sangat lelah dan hampir tidak sadarkan diri. Keningnya telah dibasahi oleh keringat. Caspian mulai menangis dan ia merasa akan mati tanpa ditemani oleh orang tuanya atau pun keluarganya. Ia pun menutup matanya. *** Caspian membuka matanya perlahan-lahan dan terasa berat. Ia samar-samar melihat seseorang mengenakan baju hazmat sedang memandanginya. "Akhirnya kamu sadar juga,"kata orang itu. Setelah penglihatannya jelas, Caspian bisa mulai melihat ke sekelilingnya. Ia berada di semacam ruangan isolasi dan sebagian dindingnya terbuat dari kaca yang cukup tebal. Cat putih mendominasi warna dindingnya. Selang infus tertancap di tangannya. Sekarang iajuga sudah memakai pakaian putih. Bau obat-obat sangat menyengat hidungnya. Seorang pria yang memakai baju hazmat sedang menulis sesuatu di selembar kertas yang ditempelkan dipapan tipis yang sedang dipegangnya. "Aku ada di mana?" "Kamu sekarang berada di tempat yang aman." "Apa yang terjadi? Di mana Ayah, Ibu, dan keluargaku lainnya?" "Tenanglah Cas! Orang tua dan keluargamu baik-baik saja." "Aku ingin bertemu dengan mereka." "Kamu bisa bertemu dengan mereka nanti." "Tidak. Aku ingin bertemu dengan mereka sekarang." Caspian bangun dengan paksa meskipun kepalanya masih terasa berat dan pusing. Pria itu mencoba menghentikannya. "Cas, tenanglah! Kamu tidak boleh banyak bergerak dulu." Pria itu memanggil temannya dan menyuntikan suatu cairan berwarna biru ke tubuhnya dan Caspian kembali tidak sadarkan diri. *** Caspian yang baru sadar samar-samar mendengar suara ibunya yang sedang berbicara dengan seseorang. "Dia putraku. Kenapa aku tidak bisa menemuinya dan menamaninya di sini?" "Bukan begitu Nyonya Montana. Caspian belum boleh mendapat banyak kunjungan. Dia harus menjalani banyak pemeriksaan." "Sampai kapan?" "Entahlah. Sampai semuanya yakin Caspian akan baik-baik saja. Kami tidak ingin mengambil resiko kalau putra Anda akan menyerang Anda." "Caspian anak yang baik." "Tapi spora itu sudah masuk ke dalam tubuhnya. Anda hanya punya waktu sedikit untuk bertemu dengannya." Caspian membuka matanya dan ia melihat ibunya memang sedang berbicara dengan seorang pria di luar ruangan dan terlihat sedang berdebat. Entah kenapa ia bisa mendengar dengan jelas suara ibunya dari kejauhan. "Ibu,"gumamnya. Wanita itu melihat ke arah Caspian yang sudah tersadar dan segera pergi ke ruang isolasi. Pria itu mengejarnya. Caspian melihat ibunya yang sudah memakai pakaian hazmat dan mendekatinya. Ibunya menangis dan ingin memeluknya, tapi ia tidak jadi melakukannya. "Maafkan Ibu!" "Ibu, sebenarnya apa yang terjadi?" "Tidak terjadi apa-apa. Semuanya baik-baik saja." "Ibu jangan bohong. Telah terjadi sesuatu di luar sana. Orang-orang...." "Sudah jangan banyak bicara lagi. Tidak terjadi apa-apa." "Ibumu benar tidak ada apa-apa di luar sana,"kata pria di samping ibunya. "Aku tahu kalian sedang berbohong padaku." Caspian menatap mereka dengan mata berkilat marah. "Tolong tinggalkan aku berdua dengan putraku!" Pria itu terlihat ragu-ragu dan akhirnya menyerah. "Anda hanya punya waktu 10 menit." Setelah pria itu pergi ibu Caspian langsung mendekati putranya. "Dengarkan Ibu baik-baik! Di luar sana tidak sedang baik-baik saja. Ada sebuah wabah yang sangat berbahaya dan juga mematikan." Capian menatap ibunya dengan tatapan bingung. "Keadaannya di luar sudah tidak sama seperti dulu. Kamu akan tetap aman untuk sementara waktu di sini. Mereka akan menjaga dan merawatmu." "Siapa mereka sebenarnya?" "Mereka adalah teman-teman Ayah dan Kakekmu." Caspian mengangguk. "Di mana Ayah, Kakek, dan kakak-kakakku?" "Mereka baik-baik saja. Mereka tidak bisa datang ke sini menemuimu, karena ada penjagaan ketat dan sekarang mereka sedang bersiap-siap untuk pergi ke planet Erlene 00956 dan Ibu juga akan ikut pergi dengan mereka." "Kalian mau meninggalkanku sendirian di sini?" "Sebenarnya Ibu tidak ingin meninggalkanmu di sini sendirian, tapi Ibu terpaksa melakukannya. Seharusnya kamu pergi dengan kami, tapi kamu sudah terkontaminasi, jadi kamu harus melakukan serangkaian pemeriksaan. Jika kamu sudah sembuh, mereka akan mengantarkanmu pada kami." "Kumohon Ibu jangan tinggalkan aku! Aku takut." "Jangan takut! Semuanya akan baik-baik saja. Kamu harus menjadi seorang yang kuat dan pemberani, karena kamu adalah seorang Montana. Apa kamu mengerti?" Caspian mengangguk. Ibunya memeluknya dengan bercucuran air mata. Pintu ruangan terbuka. "Waktu Anda sudah habis." "Aku akan segera keluar." "Ingat kata-kata Ibu!" Caspian menatap ibunya yang mungkin terakhir kalinya dan entah kapan bisa bertemu lagi. Ia menangis dan menatap ibunya dengan pandangan memohon, tapi ibunya tetap pergi meninggalkannya sendirian. Pintu ruangan kembali tertutup. *** Satu Minggu setelah Caspian berada di ruang isolasi dan dinyatakan baik-baik saja, ia diperbolehkan keluar dari ruangan dan di masukan ke kamar biasa beserta anak-anak yang lain. "Mulai sekarang ini akan menjadi kamarmu selama kamu tinggal di sini,"kata seorang wanita pengawas asrama laki-laki. Caspian melihat kamarnya yang baru yang terdapat dua tempat tidur bertingkat yang hanya muat untuk satu orang. Ketiga anak yang berada di kamar itu semuanya menatap ke arah Caspian. "Kalian memiliki teman baru. Ini Caspian Joseph Montana." "Ha-halo!"sapanya. Ketiga anak itu masih menatapnya. "Kalian harus saling bantu dan jangan bertengkar. Makan malam dua jam lagi. Jangan terlambat!" Pintu kamar tertutup. Caspian mendekati ketiga anak laki-laki itu. "Aku Caspian Montana. Siapa nama kalian?" Ketiga anak itu saling menatap satu sama lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN