5. Perpustakaan

1786 Kata
Tiba di kantin, tempat itu sudah dipenuhi oleh banyak orang. Ketika Caspian masuk beberapa orang memandangnya dan mereka langsung berbisik-bisik. Hal itu membuatnya tidak merasa nyaman. Hampir semua mata mengikuti setiap gerak langkahnya. Teman-temannya menyadari hal itu. "Ada apa dengan mereka? Apa kita terlihat aneh?"tanya Billy. "Mereka tidak sedang memperhatikan mereka, tapi Caspian,"jawab Renvi sambil membetulkan letak kacamatanya. "Caspian? Kenapa?" "Mereka sudah tahu Caspian cucu Achilles Montana. Aku tadi sekilas mendengar bisik-bisik kalau Caspian berasal dari keluarga Montana." "Dari mana mereka tahu?" Renvi mengangkat kedua bahunya. "Mana aku tahu." Mereka berbaris untuk mengambil makanan dan Billy mencari-cari keberadaan Joan. Ia tersenyum. Joan sedang duduk sendirian di pojok. "Itu Joan,"kata Billy. Mereka bersamaan melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Billy. Joan memang sedang duduk di pojokkan dan makannya masih terlihat utuh. "Sepertinya ada yang aneh dengan Joan,"kata Caspian. "Aneh bagaimana?"tanya Billy. "Aku rasa yang dikatakan oleh Cas benar,"timpal Renvi. Mereka mengambil makanan yang diinginkannya setelah itu cepat-cepat pergi di mana Joan duduk. Anak itu agak terkejut dengan kedatangan mereka. "Kalian sudah datang?"tanya Joan. "Iya. Karena kami ingin segera bertemu denganmu." Mereka melihat makanan Joan yang masih belum disentuh. Anak itu terlihat murung dan tidak bersemangat. Seperti ada yang sedang dipikirkannya. "Kamu kenapa?"tanya Theobald. "A-aku baik-baik saja." "Kalau kamu ada masalah ceritakanlah pada kami. Mungkin kami bisa membantumu,"ujar Caspian. Ketiga anak yang lain mengangguk bersamaan. "Kamu tidak perlu sungkan untuk meminta bantuan kami meskipun kita baru berkenalan kemarin." "Terima kasih. Kalian sangat baik, tapi aku tidak apa-apa." "Ya sudah kalau kamu tidak memberitahu kami. Kami tidak bisa memaksamu,"ujar Billy sambil melahap sayur sopnya. Joan mulai menyentuh makanannya dan makan dengan lesu. Caspian terus memperhatikan gerakan Joan. Ada yang disembunyikan oleh Joan. Caspian sangat yakin hal itu. Joan mengetahui sesuatu, tapi tidak bisa dikatakannya. "Setelah kita makan, aku ingin kamu menjelaskan tentang pembicaraan kita kemarin,"kata Billy. "Baiklah. Kita bicara di perpustakaan saja." "Baiklah. Itu tempat yang tenang untuk berbicara." Joan cepat-cepat menghabiskan makanannya dan Caspian melihat perubahan emosi dari Joan begitu sangat cepat. Joan sudah kembali bersemangat. Caspian juga semakin risih, karena orang-orang masih terus membicarakan tentang dirinya. Ia ingin segera pergi dari sini dan pergi ke tempat yang tidak terlalu banyak orang. Caspian sudah merasakan hal yang aneh pada tubuhnya sejak ia sadar di ruang isolasi. Saat itu ia bisa mendengar suara ibunya yang berada di luar kamar padahal ruangan isolasi itu tertutup sangat rapat dan sekarang ia bisa mendengar secara jelas apa yang dibisikkan oleh orang-orang di sini. Pendengarannya menjadi sangat tajam dan Caspian mulai berpikir apa ini karena salah satu efek terkena wabah. Teman-teman Caspian sedang berbicara dengan Joan. Mereka membicarakan tentang pelajaran di sekolah dan guru-guru mereka. "Kemarin kelas kami mendapatkan guru baru,"kata Joan. "Guru apa? Apa guru baru itu baik?"tanya Theobald yang terlihat sangat antusias. "Mrs. Rochester guru yang baik dan dia guru sejarah." "Kami tidak banyak mendapatkan guru. Hampir semua pelajaran diambil oleh Mr. Pruitt,"ujar Renvi. "Aku pernah diajar oleh Mr. Pruitt hanya selama beberapa hari, lalu aku dipindahkan ke kelas lain. Aku tidak tahu kenapa,"ujar Joan. "Kemarin malam juga ada dua anak yang dipindahkan kelasnya dan anak-anak yang diajar oleh Mr. Pruitt semakin berkurang padahal anak-anak yang dipindahkan itu baru saja masuk beberapa hari yang lalu dan kami bertiga masih tetap bertahan." "Jika sudah waktunya kalian juga akan dipindahkan." "Sebaiknya kita pergi dari sini. Aku sudah tidak nyaman berlama-lama di sini,"ujar Caspian. Caspian masih mendengar orang-orang di sekelilingnya membicarakan tentang dirinya dan juga kakeknya. "Cucu Achilles Montana ternyata biasa saja." "Benar." "Aku tidak percaya dia adalah cucu Achilles. Mereka tidak mirip. Mungkin dia berasal dari keluarga Montana lainnya yang tidak ada hubungannya dengan Achilles Montana." "Itu bisa saja. Karena tidak mungkin cucu Achilles Montana ada di sini. Mereka orang kaya dan mereka pasti sudah lebih dulu pergi ke planet Erlene 00956 sebelum wabah terjadi di Bumi." "Mungkin dia adalah cucu palsu Achilles Montana dan mengaku-ngaku sebagai cucunya." Orang-orang tertawa dan Caspian tidak ingin mendengar pembicaraan mereka lagi. Keluarganya memang meninggalkannya di sini sendirian dan mereka tidak tahu keluarganya pergi ke planet lain tepat pada saat wabah menyerang Bumi. Pada waktu itu Caspian berencana akan pergi bersama keluarganya ke planet Erlene untuk pindah rumah ke sana dan Ibunya akan menunggunya di rumah, tapi tiba-tiba wabah menyerang Bumi dan ia terpisah dari keluarganya. Caspian dan teman-temannya keluar dari kantin dan pergi menuju perpustakaan. Joan kembali berpapasan dengan pria remaja yang berkelahi dengannya beberapa waktu yang lalu. Pria itu masih nampak ketakutan dan cepat-cepat menghindar dari Joan. Mereka telah tiba di perpustakaan. Perpustakaan itu tidak terlalu luas dan di sisi dinding terdapat rak-rak buku yang tidak terlalu tinggi. Di tengah-tengah ruangan terdapat meja panjang dan kursi yang berjejer rapi. Mereka mengambil buku secara asal untuk mengesankan mereka sedang membaca buku. "Kami tidak bisa berlama-lama di sini, karena sebentar lagi, kami harus membantu Mrs. Donnell di kebun sayur,"kata Billy dengan suara pelan. "Jadi bisa kamu jelaskan tentang apa yang kamu katakan pada kami kemarin tentang semacam kekuatan,"kata Renvi. "Baiklah, tapi aku tidak bisa bicara banyak dengan kalian. Wabah yang melanda Bumi sekarang cukup berbahaya dan mereka menamakan wabah tersebut sebagai wabah Nail Prince yang berasal dari spora jamur yang membawa bakteri berbahaya yang entah dari mana jamur itu berasal sehingga membuat banyak penduduk seluruh Bumi meninggal dan orang-orang yang terkena wabah dan selamat seperti kita dievakuasi ke berbagai divisi. Mereka diisolasi selama beberapa hari dan mereka yang tidak sempat dievakuasi akan terus berada di luar sana." Joan terdiam sebentar, lalu melanjutkan ceritanya. "Aku dan orang tuaku dievakuasi pada hari pertama di depan sebuah mall. Orang tuaku dievakuasi ke divisi lain yang diperuntukkan untuk orang-orang dewasa dan setelah satu Minggu, aku mendapat kabar kalau mereka telah dikeluarkan dari divisi." "Kenapa mereka dikeluarkan?"tanya Caspian. "Kata mereka orang tuaku sudah berubah menjadi "monster" dan mereka tidak bisa membunuhnya dengan senjata biasa, jadi mereka dikeluarkan dan sekarang mereka mungkin masih berkeliaran di sana, sedangkan orang-orang yang terkena wabah lainnya yang tidak berubah jadi "monster" mempunyai kekuatan supranatural seperti kita." "Kamu bicara apa? Kami tidak punya kekuatan apa-apa,"kata Billy skeptis. "Kalian punya, tapi kalian kekuatan kalian belum keluar. Aku pun begitu pada awalnya dan kekuatanku baru muncul beberapa hari terakhir ini. Seperti yang kalian lihat kemarin. Aku seorang pengontrol cuaca dan masih banyak anak yang memiliki kekuatan yang sama denganku. Aku tidak tahu kenapa wabah itu bisa membuat manusia memiliki kekuatan supranatural, sedangkan lainnya berubah jadi "monster" dan kamu, Caspian mempunyai kekuatan ilusi." "Ini tidak masuk akal,"kata Caspian lagi. "Tapi itu yang sebenarnya terjadi." "Bagaimana dengan orang-orang yang sama sekali tidak terkena wabah?" "Mereka dievakuasi ke suatu tempat dan yang aku dengar mereka akan dipindahkan ke planet Erlene 00956 untuk memulai kehidupan baru di sana dan membentuk peradaban manusia di planet itu, karena sekarang ini Bumi sudah tidak layak dihuni lagi dengan adanya wabah ini." Mereka terdiam dan tidak percaya. Terutama Caspian yang sulit mempercayai apa yang dikatakan Joan. Tidak mungkin ada wabah yang membuat manusia menjadi memiliki kekuatan supranatural dan menjadi "monster". Di mana teknologi medis sudah sangat canggih dan semua penyakit sudah ada obatnya. Jika mereka tahu wabah ini akan menyerang, pasti mereka sudah mempersiapkan obatnya sejak dulu, karena mereka sudah membangun banyak tempat perlindungan seperti yang ia tempati sekarang. Tempat-tempat seperti ini tidak dibuat dalam waktu singkat dan pasti butuh bertahun-tahun untuk membangunnya. Caspian yakin pemerintah sudah tahu wabah ini akan datang suatu saat nanti, tapi kenapa orang-orang tidak diobati saja. "Kenapa kamu bisa tahu banyak?"tanya Theobald. "Aku tahu dari kelas yang aku ikuti sekarang. Guruku yang memberitahu kami tentang yang sebenarnya terjadi di luar sana." Joan menatap Billy. "Apa kamu masih ingat kamu mengatakan banyak anak yang dipindahkan kelasnya?" "Iya. Apa hubungannya?" "Anak-anak yang dipindahkan adalah anak-anak yang kekuatannya sudah muncul dan mereka akan dipindahkan ke kelas khusus dan dilatih. Suatu saat mereka akan ditugaskan keluar dan dimasukkan ke dalam pasukan The Crows untuk menolong orang-orang yang masih selamat dan belum berubah jadi "monster". Mereka juga akan memerangi monster itu dengan kekuatan mereka." "Tapi kenapa semua itu dirahasiakan pada kami?"tanya Billy. "Kita seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa,"kata Renvi. "Mungkin karena supaya kalian tidak takut. Ketika aku diberitahu soal ini, aku menjadi takut, kalau akhirnya aku akan mati dibunuh oleh "monster-monster itu". Mereka mungkin tidak bermaksud untuk merahasiakannya pada kalian. Mereka akan memberitahu kalian sedikit demi sedikit." Billy menatap Caspian dengan tangan terlipat di d**a. Tubuhnya menyandar di kursi. "Jadi apa kamu masih berencana pergi keluar dari sini?" "Kalian ingin keluar dari sini?"tanya Joan terkejut. "Iya. Kami berencana ingin melarikan diri bersama." "Sebaiknya lupakan saja rencana gila kalian itu. Di luar sana sangat berbahaya. Kalian lebih aman di sini." "Tidak ada yang tempat yang benar-benar aman saat ini." "Tidak ada yang tempat yang benar-benar aman saat ini." "Kenapa kalian ingin pergi keluar?" "Kami ingin melihat dunia luar setelah wabah terjadi. Kami ingin melihat keadaan yang sebenarnya,"jawab Billy. "Sebaiknya kalian urungkan saja niat itu." "Jika ada kesempatan kami akan keluar dari sini." "Kalian keras kepala juga. Pernah ada beberapa anak yang mencoba keluar dari sini dan sebagian dari mereka tidak selamat." "Kami akan berhati-hati di luar sana,"kata Billy lagi. Joan menghela napas."Jika kalian ingin tetap keluar dari sini, ada sebuah jalan lain." "Sudah kuduga pasti ada jalan lain,"kata Theobald. "Apa kamu tahu di mana jalan lain itu?"tanya Renvi. "Aku tidak tahu, tapi ada seseorang yang memiliki denah tempat ini." Mereka saling menatap satu sama lain. "Katakan siapa orang itu?"tanya Billy. "Axel, temanku. Dia mendapatkan denah itu dari mencuri Fotonya" "Apa?!" "Pelankan suara kalian!" "Maaf." "Bagaimana dia bisa mencuri foto denah itu? Dan dia mencuri di mana?" "Axel mendapatkan hukuman karena selalu bangun terlambat dan dia disuruh membersihkan ruangan wakil pimpinan tempat ini. Secara tidak sengaja ia melihat denah tempat ini di atas mejanya lalu dia memfotonya, lalu dia mencoba membuatnya kembali." "Dari mana dia bisa mendapatkan kamera?"tanya Caspian. "Karena semua barang milik pribadi disita semua." "Axel menyembunyikan kamera miliknya sehingga kamera itu tidak di sita. Aku tidak tahu bagaimana dia menyembunyikan kamera itu sampai lolos pemeriksaan." "Apa kami bisa meminta denah tempat ini?"tanya Billy. "Aku tidak tahu, tapi aku akan tanyakan padanya." "Jika kamu berhasil mendapatkannya temui kami di kantin saat sarapan pagi seperti biasanya." Joan mengangguk. "Baiklah." "Kita harus segera pergi dari sini,"kata Theobald. Mereka semua berdiri dan menyimpan kembali buku yang mereka ambil dari rak di tempatnya masing-masing, lalu keluar. Mereka berpisah dengan Joan dan pergi menuju kebun sayur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN