Chapter 23

882 Kata
Haiii.balik lagi. Jangan lupa tap love nya ya. Happy reading. ____ Jalanan macet tidak menyurutkan semangatnya pagi ini, untuk bertemu pujaan hati. Ia rindu. Dan satu-satunya cara agar rasa itu sedikit terobati adalah dengan bertemu langsung. Ketika tahu jam masih menunjukkan pukul 07.00 ia bahkan sudah hampir sampai di tempat tujuan. Dan ia mengharapkan sesuatu yang baik pagi ini. Setelah beberapa hari disibukkan dengan banyak hal, dan tidak bisa bertemu dengan wanita tambatan hatinya. Andre Wijaya merasakan apa yang namanya kesepian. Ia ingin menemui kekasihnya, tapi ia tahu jika perempuan itu tidak ada di rumah sejak kemarin. Karena ia mendapat laporan ijin atas nama kekasihnya Clarissa. Penasaran. Tentu. Tapi, yang ia butuhkan sekarang hanya bertemu bertatap muka secara langsung. Melepas perasaan rindu yang sudah tampak menumpuk di dadanya minta dikeluarkan. Ia tidak masalah jika harus menahannya. Tapi itu dulu. Ya. Dulu. Jika ia masih menahan karna tidak ada saingan. Kini, semua berbeda. Sekarang ada laki-laki yang memiliki peran lebih darinya karena lelaki itu ayah kandung dari putra kekasihnya. Arkan Pramudya Angkasa. Rumah kontrakan di samping mobilnya, tampak ramai. Ibu-ibu sekitar terlihat ada beberapa yang berada di luar. Andre turun, dan menyapa mereka. Kehadirannya membuat sebagian jiwa kepo ibu-ibu disana bergejolak meronta-ronta. "Itu teh. Siapanya Clarissa ya?" "Oalah, itu kakaknya Bu." "Masa sih. Bukannya calon suaminya. Habis lengket banget Bu. Kaya perangko." Balas wanita berlipstik merah tebal di dekatnya. "Si ibu. Jangan julid atuh. Itu urusan mereka." "Saya cuma bertanya Bu." Elaknya bernada tidak terima. "Eh tapi Bu. Saya pernah lihat laki-laki beda sama si Mas tadi datang tengah malam pakai motor loh." "Ih si ibu jangan fitnah." Wanita dengan roll rambut di poninya itu mendengus, dan mengedikkan bahu acuh saat di tegur demikian. "Buat apa saya fitnah Bu. Wong saya lihat sendiri kok. Ada tamu malam-malam ke rumah Mbak Clarissa." Darah Andrw mendidih mendengar bisikan para tetangga disana. Ia mengepalkan tangannya ketika akan mengetuk pintu salah satu deretan rumah petak di depannya. Tok tok tok. Tak lama terdengat derap langkah kaki mendekati pintu, Andre mundur dan tersenyum melihat siapa yanga ada di hadapannya. "Love." "Kak Andre." Cicit wanita di depannya dengan wajah terkejut. "Boleh aku masuk." "Astaga. Masuk Kak. Maaf." Setelah pintu tertutup Andre mengusap pipi wanita yang begitu ia rindukan lembut. "Kamu baik-baik saja love. Wajah kamu terlihat seperti kurang tidur." "Cla nggak apa-apa Kak. Mungkin hanya lelah. Kakak mau minum apa. Kakak sudah sarapan?" "Apa saja. Aku belum sarapan love." "Kamu masak apa? Tanyanya mengintip wajah di atas kompor. "Ceker?" "Ah iya kak. Aku sudah janji sama Raka mau maskan ceker buat Raka hari ini." Andre mengangguk mengerti, ia berdiri tepat di samping menatap intens wajah cantik wanita yang masih mengenakan pakaian rumah tersebut. Wajah itu masih polos tanpa make up. Sadar dirinya di tatap terus, Clarissa menoleh dan mengerenyit dahi heran. "Kakak kenapa?" "Aku kangen kamu." Deg. Wajah Clarissa menegang kaku, ia mengalihkan tatapannya dengan raut bingung. "..." Andre tertegun mendapat reaksi diam Clarissa seperti itu padanya. Ia menatap wajah Clarissa dari samping dengan tatapan tidak mengerti. "Kenapa love. Apa aku salah bicara." "Katakan saja." Clarissa menoleh lagi, lalu menggeleng mengulas dengan senyum paksa. Ia berdehem pelan, menyerahksn teh hangat untuk Andre yang baru selesai latihan. "Di minum dulu kak. Nanti dingin." "Love. Kamu--". Hati Andre mencelos sedih. "Bunda." Keduanya menoleh kearah kamar yang pintunya terbuka lebar, suara itu berasal dari dalam sana. Clarissa mematikan kompor dan bergegas pergi ke sana buru-buru. Meninggalkan Andre yang termangu di tempatnya berdiri. Ia merunduk menatap cangkir di genggaman tangannya datar. Sepertinya semua sudah berubah. Kamu berubah love. Pikirnya. Ia menghela napas berat. Mendongak menatap dingin dengan pandangan kosong lurus ke depan. Didalam kamar Clarissa memegang dadanya yang berdebar kuat, perasaan ini berbeda. Ia justru merasa takut ketika Andre berkata kangen kepadanya. Kenapa aku harus takut. Dan perasaan apa ini. Ia menggeleng keras. Sejak kapan ia merasa tidak nyaman dengan kata-kata Andre seperti itu padanya. Ia mendesah. Pusing memikirkan hal yang ia sendiri belum begitu paham. Kamu cinta kak Andre Cla. Jangan takut padanya. ____ Jerit tangisan mengisi kamar rawat inap seoranv wanita paruh baya. Seorang gadis menangis memeluk erat tubuh ibunya. Berita tentang kondisi ibunya sempat membuatnya takut. Nayla mengerjap dan bernapas susah payah merasa sedih atas apa yang sedang terjadi. Lumpuh. Anita ibu tirinya lumpuh. Pukulan menyakitkan lainnya yang harus Nayla dengar saat baru sampai di rumah sakit. Josh dan Arkan terdiam lama, mereka juga merasakan hal yang sama. Tapi keinginan Anita untuk segera pulang dan tidak melakukan terapi ataupun test lainnya membuat seluruh anggota keluarganya mendesah pasrah. "Nayla nggak akan ninggalin Mama hiks. Nayla bakalan rawat Mama hiks. Nayla akan cari cara sembuhin Mama hiks. Hiks Nay janji Ma." Isak gadis itu. "Nayla." "Mama pasti bisa hiks." "Sayang." Nayla menjauhkan tubuhnya, pipi gadis itu basah membuat hati Anita tergelak merasa sedih. "Mama baik-baik saja sayang. Nay jangan nangis lagi ya." "Hiks hiks Tapi--." "Nay mau kan nggak menangis lagi buat Mama. Mama nggak mau lihat air mata sedih lagi. Mama mohon sayang." Pinta beliau lembut, suara menenangkannya membuat siapa saja merasa tentram mendengarnya. Terutama keluarganya. Nayla menghapus jejak-jejak air matanya cepat, ia mengangguk kaku. Anita tersenyum hangat, di balik kesedihan pasti ada kebahagiaan. Dan Anita percaya. Bisa melihat keluarganya adalah kebahagiaan untuknya. Diagnosa dokter yang di ucapkan oleh putranya beberapa saat lalu sempat membuatnya nyaris merasa putus asa. Tapi seharusnya Anita bersyukur. Bersyukur karna nyatanya Tuhan masih memberi dirinya kesempatan untuk terlibat semakin dalam. Meski keadaannya sekarang lumpuh, Anita merasa harus bisa melakukan hal baik demi kesempatan yang sudah Tuhan berikan padanya. Aku yakin semua akan indah pada waktunya. _____ Tbc>>> Cla mulai hambar sama Andre... Setuju gk nih???
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN