Prolog

270 Kata
Dulu, Megan merasa menjadi anak yang paling beruntung karena lahir di keluarga yang utuh dan harmonis. Ditambah lagi, dia memiliki kedua orang tua yang saling mencintai dan penuh kasih. Orang tua Megan selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah hingga membuat Megan tumbuh menjadi anak yang ceria, karena dia tidak pernah kekurangan kasih sayang. Namun, perlahan kebahagiaan di dalam keluarga itu luntur. Tidak ada lagi kehangatan yang menyelimuti keluarga itu. Kini semuanya berubah hambar sejak mama Megan jatuh sakit. Dan semuanya semakin memburuk ketika Megan akhirnya mengetahui jika selama ini papanya selingkuh dengan sekretarisnya sendiri di saat mamanya tengah berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Parahnya lagi, ternyata Prawira dan Irene sudah lama menjalin hubungan gelap di belakang Dewi, hingga mereka berdua memiliki seorang putri dari hasil hubungan gelap tersebut. Dan hal itu benar-benar membuat Megan sangat terpukul. Dia tidak mengira jika orang yang paling dia percaya ternyata tega mengkhianati keluarganya sendiri. Sejak mengetahui perselingkuhan Prawira, Megan berubah menjadi sosok yang dingin karena kekecewaan di dalam dirinya yang teramat besar terhadap orang tuanya. Dia menjadi pembangkang dan tidak pernah mendengarkan ucapan Prawira hingga membuat Prawira frustasi. Rasa benci di dalam diri Megan kian membesar. Puncak-puncaknya ketika Prawira dan Irene pergi ke luar negeri di saat keadaan Dewi tengah kritis. Dan ketika Prawira kembali ke Indonesia, dia harus menelan pil pahit ketika mengetahui kabar buruk jika istrinya telah tiada. Prawira benar-benar terpukul. Karena dia tidak hanya kehilangan istrinya, tetapi dia juga kehilangan putrinya yang tiba-tiba pergi dari rumah dan menghilang tanpa jejak. Sejak saat itu, Prawira tidak pernah hidup dengan baik karena dia selalu dihantui oleh rasa bersalah yang teramat dalam. TBC.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN