24 - Perdebatan

1169 Kata

Pak Arya menatapku lekat, kupalingkan wajahku ke arah lain. Lalu kembali melihat ke arahnya. "Tidak perlu dijawab, maaf saya tidak sopan," ucapku. Dia tersenyum tipis. "Kenapa? Apa kamu tidak ingin tahu?" "Tidak perlu, itu urusan pribadi bapak. Tidak seharusnya saya menanyakan hal ini pada Bapak." Aku tersenyum, canggung. "Begitu ya?" Dia menyipitkan matanya, diiringi senyuman tipis yang membuatnya terlihat tampan. Aku diam saja tidak menjawab. "Kamu masih menungguku kan?" pertanyaan macam apa itu. "Apa? Menunggu apa?" Aku bingung, teringat kembali pertanyaan Pak Arya, dulu waktu di mobil. "Bukan apa-apa," jawabnya datar. "Aneh!" cibirku kesal, orang ini sepertinya sok misterius. Teringat kembali tujuanku, aku segera mulai berbicara. "Pak, maafkan saya," ucapku. "Untuk?" Dia ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN