"Lepaskan aku mas!" Zara setengah berteriak, sambil meronta-ronta.
Angga melepaskan tangan Zara dengan berat hati.
"Apa kamu tak akan memaafkan mas, Ra!" berkata dengan suara serak, berusaha menahan kesedihan di dadanya.
Zara menggelengkan kepalanya. "Aku tak sanggup punya madu, mas," jawabnya lalu terisak setelah nya.
"Ra, sayang! Maafkan mas. Dengarkan alasan mas menikah dengan Nadia sayang." Angga mengambil kursi lalu di taruhnya di dekat tempat tidur Zara.
Zara diam membeku, tak mau menanggapi.
"Mas dan Nadia sudah bertunangan sebelum kita saling kenal." Angga berkata dengan suara yang lembut.
Mata Zara langsung membulat sempurna, menatap Angga dengan terkejut.
"Kami sudah berpacaran semenjak awal SMA. Dan berniat serius sampai ke jenjang pernikahan," lanjut Angga pelan.
Sesek
