“Aku cinta sama kamu Ra, kamu mau jadi pacar aku?” “Aku suka sama kamu, Nara. Will you be mine?” “Firza?” “Aku cinta sama kamu, Annara.” Sudah satu jam sejak Nara merebahkan dirinya di kasur untuk tidur tapi, bukannya masuk ke alam mimpi. Gadis itu justru membolak balik tidak tenang. Ia beranjak dari tidurnya, mengambil gelas berisi air di atas nakas dan meminumnya, berharap setelah ini dia bisa lega dan tidur nyenyak. Kenyataannya, kalimat-kalimat yang pernah Reza dan Firza ucapkan muncul bergantian. “Aduh... Ya Allah. Ini gimana aku mau tidur kalo gini.” Nara memutuskan duduk di depan meja riasnya. Ia buka baju tidurnya modelan kimono. Saat tali bersimpul itu terlepas dan memperlihatkan kulit perutnya yang putih, Nara meringis. Di usapnya bekas luka berbentuk bulat di area