Bagian 18 : Terabaikan

1916 Kata

“Ini rumah aku Kak, yang sana rumah Firza.” Nara tunjuk keberadaan rumah bergaya western tersebut. Panas semakin terik sehingga Nara dan kawan-kawan memutuskan untuk menyudahi acara bersepeda mereka. Sepanjang pagi hari ini Reza sangat sensitif, apa saja yang Genta katakan selalu mengundang emosinya. Nada bicaranya membuat Nara geram. Sementara Firza yang memang pendiam semakin rapat mengunci mulutnya. Di sepanjang jalan pulang pun, Nara masih asik mengobrol dengan lelaki bernama Genta tersebut. Dia merupakan mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual di salah satu perguruan tinggi bergengsi di Bandung, dan sedang dalam penelitian di Jakarta. Kebetulan rumah kedua orang tuanya bermukim di ibu kota. Lelaki yang mengaku berusia 21 tahun itu akan menetap dalam waktu yang tidak bisa ditent

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN