Hari akan menjelang siang dan Rose baru saja terbangun dari tidurnya. Meski kedua matanya belum terbuka, namun tubuhnya mulai menggeliat diatas ranjang hotel dimana Erich membawanya setelah dari acara pesta. “Hangat….” ucapnya seraya mengusap-usap sesuatu yang membuat pipinya terasa hangat dan nyaman. “Begitu ya!” Rose segera membuka kedua matanya lebar-lebar ketika seorang pria berbisik ditelinganya. Saat membuka kedua matanya Rose terperanjat lantaran melihat jemari tangannya yang lentik sedang mengusap d**a bidang seorang pria yang mendekapnya, lalu dengan cepat Rose mengangkat wajahnya keatas dan tampaklah senyuman menyeringai dari pria tersebut yang tak lain adalah Erich. “Kau!” pekik Rose kaget setengah mati seraya ingin mendorong Erich agar terlepas dari dekapannya. “Hei, apa y