“Pak Aksa, apa tidur Anda nyenyak semalam?” sapa Ray begitu mereka bertemu di depan pintu gedung kantor pagi itu.
“Siapkan saja semua keperluan untuk hari ini. Aku mau tim yang mempresentasikan laporan hari ini lebih baik dari kemarin, ada beberapa banyak insight yang harus dipertimbangkan.” Aksa tak menimpali pertanyaan Ray. Melainkan ia langsung memberondong sekretarisnya dengan berbagai macam perintah.
“Baik, Pak.” Ray tak memberi lagi pertanyaan. Pria itu langsung berjalan di belakang Aksa dan menekan tombol lift untuk atasannya. “Silakan, Pak.”
Ekspresi wajah Aksa terlihat tidak begitu ramah. Tapi hal itu sudah menjadi hal yang biasa bagi Ray dan juga karyawan lainnya. Hanya saja bagi Ray, tingkat tidak ramah dari wajah Aksa hari ini lebih dari biasanya. Meskipun hal tersebut tid
