44. Wanita yang Lebih Rumit

1645 Kata

Bibir ketus milik nyonya rumah itu bergerak-gerak menunjukkan rasa tidak sukanya. Selain itu, matanya pun terbuka lebar seakan dia akan menerkam Arumi hanya dari tatapannya saja. Sementara perempuan muda yang sedang hamil itu sendiri memandang ke arah lain dan berusaha menunjukkan sikap tidak berdosa atas ucapannya. “Ah, Karlina sayang. Kita ke taman belakang saja untuk mengobrol, ya. Pembantu ini memang suka melantur,” sela Marissa mengalihkan fokus pembicaraan. Dia tak ingin calon cucu menantu pilihannya ini menanyakan lebih jauh ucapan Arumi barusan. Dalam hati Arumi menggelitik. “Kenapa disebut aku yang melantur? Dia yang melantur! Kenapa membawa perempuan lain saat cucunya sudah memiliki seorang istri!” Dia pun pergi ke dalam kamarnya tanpa memedulikan lagi ucapan Nyonya Marissa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN