43. Menantu Idaman Marissa

1618 Kata

Pagi hari di rumah keluarga Nareswara. Seperti biasa, Sang Nyonya akan selalu sibuk untuk melakukan kegiatannya. Ya, dia sibuk untuk mempersiapkan diri hendak hangout atau mungkin sibuk bersantai seharian. Hak-hak manajerial perusahaan telah dilimpahkan sepenuhnya pada sang cucu, sehingga dia kini tak lagi direpotkan dengan masalah pekerjaan. Benar-benar masa pensiun yang menjadi impian semua lansia. Ah, tapi mungkin tidak. Karena semua impian Marissa yang berkaitan dengan keluarga, banyak yang pupus sebelum ia mencapai waktu untuk meraihnya. Seakan Tuhan tak pernah memberi dia kesempatan untuk memilih atau mengusahakan terlebih dahulu. Di masa tua, Marissa telah kehilangan suami dan anak semata wayangnya. Tentu saja kesedihan melanda hati sepanjang hari. Ditambah lagi, anak sema

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN