Nina terdiam mendengar cecaran Ara. Apa peduli Nina? Tentu saja Nina sangat peduli Namun, siapa juga yang bisa percaya kepedulian itu jika lawan bicaranya adalah seseorang yang sangat dicintai dan sudah menghilang selama enam tahun ke belakang. Begitu bukan? Itulah yang Nina pikirkan. Sementara Ara, tentu merutuki dirinya. ‘Kenapa gue malah nyolot sih? Nina malah jadi diam coba. Bego banget emang gue! Kenapa juga malah panas dingin kayak waktu baru ketemu lagi di SMA?’ Keduanya sibuk dengan ruang prasangka masing-masing. Tak ada satu pun yang berniat lebih dulu memecahkan kesunyian hingga Nina selesai memakirkan mobil Ara di pelataran parkir sebuah rumah sakit di kawasan elite Jakarta Selatan. Sejenak Nina tertegun, teringat perkataan Dirga tentang alasan mengapa ia menghilang terl