Prologue
"Hey! Tangkap pria itu! Dia sudah memperkosa putriku!" Teriak seorang pria setengah abad yang berlari sembari mengancungkan jari telunjuknya menunjuk seseorang.
Sreeett
Seorang pria terlihat sedang berlari melewati beberapa orang yang menoleh ke belakang dan menyaksikan pria paruh baya itu terengah-engah berlari mengejar pria itu.
"Dasar tukang pemerkosa! Makan ini!"
"Hah? Apa-apaan ka-HEY!"
Krista, wanita muda berumur 30 tahun menarik jaket seorang pria yang berlari melewatinya. Dengan sekali tarikan, pria itu terangkat dan melayang ke belakang setelah Krista memeluk pinggang pria itu.
"Kyaaaa!"
BRUGGH
"Astaga! German suplex? Ini nyata?"
Prince Ali, pangeran muda ketiga Yordania pingsan setelah tiba-tiba wanita tidak dikenal membuatnya tidak berkutik setelah dibanting dengan gaya German Suplex.
"Kau harus bertanggung jawab! Kau sudah menghamili putri pria tua ini! Kau akan masuk penjara jika berani kabur," Krista menyibak rambut pirangnya.
Logat British yang kental dari setiap kata yang ia ucapkan membuat orang-orang di sekitarnya akan langsung paham jika ia warga negara asing yang sedang berkunjung ke Yordania. Iris matanya yang berwarna abu muda itu memicing kesal.
Pria yang masih terkapar di atas trotoar itu memandangi langit yang sepertinya akan runtuh karena kerasnya bantingan dari wanita itu. Oh siapa yang bicara? Wanita itu? Ali merasa harga dirinya hancur seketika.
"Tangkap dia! Hahh hahh..." Krista berdiri dan berkacak pinggang dengan bangga menunggu pria tua itu menghampirinya.
"Tenanglah pak tua, pria kurang ajar ini sudah tidak berdaya lagi. Santai saja," Ucapnya sembari tersenyum.
Semua orang yang berada di sekeliling Krista sibuk mengabadikan kejadian German Suplex itu dengan ponsel dan merekamnya. Sembari mengarahkan kamera pada Krista kemudian pria yang terkapar dan pria tua yang berlari terengah-engah.
Tetapi ketika pria itu sampai, ia malah melewati kerumunan dan berlari lagi sembari berteriak. Krista terdiam. Kenapa pak tua itu tidak berhenti? Bukankah dia sedang berusaha mengejar pria ini?
"Emm... Sepertinya aku salah orang,"
Ada keringat sebesar biji jagung di dahi kirinya saat orang-orang mulai menatap ke arahnya dengan kesal. Apakah ia akan terkenal sekarang? Diliriknya pria itu. Krista menghela nafasnya sedikit.
Pria salah sasaran ini masih mengerjapkan matanya walaupun entah apakah ia baik-baik saja. Krista akan menganggap pria itu baik-baik saja. Okay? Pria itu masih hidup.
"Pe-permisi... Aku ada urusan penting," Ucap Krista berusaha mencari celah diantara kerumunan orang.
"Hey! Tanggung jawab! Kau tidak mungkin meninggalkannya disini bukan?"
Krista menoleh dan tersenyum canggung menatap salah satu pria yang menaruh curiga padanya. Apakah sangat terlihat jika ia berusaha untuk kabur sekarang? Krista menyelipkan poninya ke belakang telinganya.
"Bisakah kalian memanggil ambulance? Aku baru beberapa jam yang lalu menginjakkan kaki disini," Ucapnya canggung.
"Aku tadi sempat bingung dengan wanita ini. Padahal pria yang dimaksud pak tua tadi berdiri di belakangnya dan berlari pergi,"
Kali ini Krista semakin merasa malu sekali. Mana ia tahu jika pria kurang ajar yang dimaksud pak tua itu ada di belakangnya. Lagipula, hanya pria ini yang berlari diantara kerumunan orang.
Apakah ini salahnya?
"Ekhem! Okay, aku tidak tahu hal itu. Ini semua salah paham dan cepat bawa pria ini ke rumah sakit sebelum ia mati konyol di tempat ini," Krista mulai merasa sakit kepala sekarang.
Ia baru saja menginjakkan kaki di Yordania dan baru dua jam yang lalu ia tiba. Ia melirik jam tangannya, masih pukul tiga lewat delapan menit. Astaga... feelingnya mengatakan pria ini pasti membawa masalah.
Setelah menunggu sekitar tiga menit, pria itu bangun dari posisi terbaringnya sembari memegangi belakang lehernya yang sakit. Di bukanya hodie jaketnya dan menoleh seperti robot ke arah Krista.
Krista menelan liurnya susah payah sekali. Dilihat dari aura pria ini, sepertinya dia bukan orang biasa. Kenapa feelingnya mengatakan untuk lari saja?
Krista mulai berkeringat dingin ketika pria yang menatap tajam ke arahnya itu mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya dan menelpon seseorang. Krista diam seribu bahasa, padahal tadi ia lancar sekali berkata-kata.
"Kemari sekarang. Aku di tengah kerumunan,"
Suara baritone khas pria itu membuat Krista semakin sulit menelan liurnya.
"Aku tidak akan lari, te-tenang saja." Ucap Krista terbata-bata.
Belum sempat ia mengambil nafas dalam, tiga orang pria merangsak masuk ke dalam kerumunan.
"Minggirlah, minggir. Prince Ali? Anda tidak apa-apa?"
"Prince Ali?" Gumam Krista.
Prince? Tuhan! Dia seorang pangeran? Matilah ia. Krista sudah siap berlari ketika pria yang dipanggil Prince Ali itu menarik mantelnya dari belakang.
"Bawa wanita asing ini dan hukum dia,"
"What? Aku tidak sengaja! Hey! Lepaskan! Aku bisa jelaskan semuanya!"
"Baik,"
Dan hari tersial bagi Krista. Hari pertama di Yordania, ia ditahan di kantor polisi dan ditahan selama seminggu di penjara tanpa kejelasan yang pasti dari Prince Ali.