Jam dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Akan tetapi gadis dewasa itu belum juga dapat memejamkan mata. Pikirannya berkelana ke mana-mana. Meragu akan semua yang sudah ia putuskan. Benarkah pilihannya untuk bertunangan dengan Arya? Akankah ia bahagia jika menikah dengan lelaki yang bahkan belum bisa mendapatkan hatinya secuil pun. Laras sangat bimbang. Apalagi setelah apa yang terjadi saat acara makan malam tadi. Laras masih mengingat dengan jelas bagaimana bibir Satya yang menempel di bibirnya. Ia masih ingat bagaimana tangan kekar itu memeluk pinggangnya. Dan hal yang paling gila adalah Laras menikmati ciuman dari Satya. Bahkan gadis itu refleks membalas ciuman pria itu. "Argghh, kenapa aku malah menikmati ciuman dari Satya. Dan ini adalah ciuman pertamaku. Harusnya aku ber