"Tenanglah, Kak!" Suara lembut Laras menyapa telinga Satya. Seperti embun pagi yang memberikan kesejukan. Seperti angin sepoi yang berembus menghilangkan rasa panasnya. Ucapan gadis itu secara ajaib membuat Satya lebih tenang. Perlahan napasnya yang memburu menjadi normal kembali. Tubuh Satya yang semula menegang, kini telah kembali seperti sedia kala. Meski begitu, mimpi buruk itu masih terngiang jelas di ingatannya. Bagaimana gadis itu menangis darah, bagaimana gadis itu dibawa pergi oleh Arya, Satya mengingat momen itu secara gamblang. Hingga tanpa sadar Satya bertingkah seperti anak kecil. Refleks saja ia memeluk tubuh Laras dengan erat. Membenamkan wajahnya di d**a gadis itu. Seperti anak kecil yang mencari perlindungan dalam pelukan ibunya. Tanpa hasrat, nafsu, atau tujuan tertentu