Tangis Kaili mulai reda dan bersamaan itu pula, ia menyadari Han Junjie lagi-lagi mempermainkannya. Kaili cepat-cepat mendorong pria itu dan memunggunginya. Ia menghapus sisa air mata di pipi, sementara Han Junjie menertawakannya. Itu sebenarnya tawa lega. Kaili mungkin menganggapnya mengejek, tetapi dalam hati Han Junjie semakin menyukai sifat Kaili yang sangat memikirkan orang tua. Kaili melirik pria itu melalui punggung dan menudingnya, "Kau senang sekarang? Merasa bangga membuat perempuan menangis?" "Tidak," tampik Han Junjie dengan santai. Ia melihat keluar kereta dari sela tirai. "Aku cuma menggodamu, siapa sangka kau masih anak cengeng." Keadaan tampak aman-aman saja, maka ia kembali menatap Kaili. Gadis itu berbalik memukuli pundaknya. "Kau benar-benar jahat! Kurang kerjaan!"