Luna terpaksa meminta bantuan dari sekretaris Alex untuk menghubungi suaminya tersebut. Pasalnya, Luna tidak memiliki nyali untuk berbicara langsung. Alex akhirnya tiba di kafe itu dengan wajah dingin dan bersiap untuk memarahi Luna. Dia datang lalu membanting pintu mobil dan berjalan ke arah kafe pukul dua lewat. “Luna!” Alex menghardik dengan suara menggelegar kala ia masuk ke kafe. Semua orang terdiam dan kaget melihat ke arah pintu. Luna begitu takut melihat Alex saat ia datang. Sebaliknya, Alex jadi terdiam dan berhenti terutama saat ia melihat Nora dan Bram. Alex langsung berpikir keras. Bola matanya sedikit berputar. Ia melirik pada Luna yang tampak takut. “Sayang, kamu gak apa-apa?” Alex menghampiri Luna lalu memegang kedua lengannya. Luna terkesiap dan mata indahnya membesar men