“Papa mau Mama ikut ke grand opening hotel milik Om Bram,” ujar Arsenio begitu ia menutup sambungan telepon dari Alex. Luna hanya diam menoleh pada Arsenio sedikit tersenyum. Ia meneruskan membereskan meja makan usai diskusi panjang dengan Arsenio. Arsenio lalu bangun dari kursinya dan menghampiri Luna. “Mama akan mempertimbangkan omongan kita kan?” Arsenio berujar lagi seperti sedang menyegel kesepakatan dengan sang ibu. Luna lalu berbalik pada Arsenio dan mengusap sisi lengannya. “Mama akan terus mendukung dan membantu kamu agar kamu bisa terus bermain sepak bola. Sebaiknya kita gak melakukan hal yang justru akan membuat Papa kamu marah, Sayang. Mama gak mau Papa kamu melakukan sesuatu yang akan menyakiti kamu. Mama sangat sayang sama kamu. Kamu mau dengerin Mama kan?” jawab Luna den