“Kau sudah bangun?” Balbara menatap Felix yang tidak berbalik dan fokus pada masakan di depannya. Entah apa yang dibuat oleh lelaki tua yang atasannya tidak memakai apapun, memperlihatkan punggung kokohnya pada Balbara. Balbara menatap ke arah lain dengan salah tingkah dan menggeleng. Tidak boleh tergoda. Namun mata sialannya ini, kembali melihat pada punggung kokoh Felix, dan bagaimana enaknya memeluk tubuh tegap itu dari belakang. “Duduklah. Kita akan sarapan bersama.” Ujar Felix. Balbara mengangguk pelan, lalu berjalan menuju meja makan dan napasnya tertahan ketika Felix meletakan punggung tangannya di kening Felix. “Semalam kau demam. Sepertinya karena takut dan terbawa ke mimpi. Kau sampai mengigau, mengatakan kalau tidak mau disentuh. Maaf, aku tidak bermaksud untuk membuatmu d