"Lupakan dia, Nan, lo bisa. Asal lo tau aja ya, masih banyak cowok di luar sana yang bisa mencintai lo dengan tulus. Nggak usah ngarep sama cowok modelan kayak si Mika itu, Nan, ini gue ngoceh udah berapa kali sih? Hah? Bibir gue ngedumel aja. Tapi apa? Masuk kuping kanan, keluar di kuping kiri. Kali ini aja gue mohon sama lo, Nan, tolong dengerin omongan gue. Demi kemaslahatan bangsa dan negara ini, agar selalu tentram, damai dan sentosa selamanya. Banyak cowok yang nerima lo, Nan, mereka mencintai lo setulus hati. Lebih baik dicintai, ketimbang mencintai kalau kata gue sih. Mencintai seseorang kalau bener orangnya mah nggak papa, kalau lo salah? Makan hati deh lo setiap hari, Nan. Dengerin omelan gue ini ngapa sih?" Rama berkacak pinggang dengan menatap Kinanti tajam. Perempuan itu hanya