A 23 - DAMAI

2216 Kata

* Kakiku terhenti di depan ruangan yang bertuliskan Galih Wibisono, tanganku terangkat mendorong pintu tersebut. Aku memberanikan diri membuka pintu tanpa permisi atau pun mengetuk pintu terlebih dahulu. Dapat ku lihat wajah pias Galih yang tengah memadu kasih di sofa ruangannya, pemandangan yang sungguh menjijikan sekaligus m*****i penglihatanku. Begitu santainya, dia merapikan baju dan celana lalu berjalan ke arahku. Tangannya mengepal sempurna di samping tubuhnya, sedangkan perempuan itu memilih memunggungiku dengan merapikan dress yang tersingkap. Ulah Galih si manusia b***t. Aku bersedekap d**a dengan garis senyuman membentuk lengkung penuh kebencian. Iya, aku semakin membenci laki-laki tidak beradap yang berada di hadapanku ini. “Hey, my boy! What are you doing in here? Are you mi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN