“Karena gue iseng.” Raut wajah perempuan tersebut mengetat ketika berpapasan dengan laki-laki yang beraninya membuat hati dan perasaannya patah. Tepat dua hari kemarin, malam minggu yang sangat kelabu dan menjadi paling terburuk dalam sejarah hidupnya. Tak ada sapaan, tatapan hangat bahkan senyuman manis yang membuat mereka terlihat baik-baik saja. Baik dari Kinan dan Jatmika saling acuh. Kinan yang biasanya gabung dimana Abimanyu berada, kini menjadi memilih sendiri. Bahkan Gendhis dan lainnya merasa aneh dengan perubahan sifat dari si Kinanti yang tak seperti biasanya. Berbeda dengan Abimanyu yang hanya memaklumi dan ia selalu mengawasi perempuan tersebut dari kejauhan. Ia tak berani mengajak Kinan untuk gabung seperti biasanya, karena paham situasi dan kondisi hati perempuan tersebut.