**
“Gue nyerah aja, Nyu.” Perempuan berkulit eksotis tersebut menghela napasnya panjang lalu menundukkan kepalanya. Ia sudah menyerah pada keadaan, tak mungkin terus memaksakan. Laki-laki yang menjadi teman curhatnya ikut prihatin, ia mengusap tangan perempuan tersebut sambil menggenggamnya pelan. “Lo nggak papa suka sama dia, Ndhis. Lo punya hak untuk mencintai siapa pun yang ada di muka bumi ini, entah sebagai pasangan, teman, sahabat atau pun sebagai keluarga. Masalah siapa yang bakal dipilih sama Mika nanti itu urusan belakangan.”
“Tapi gue nggak mau saingan sama Kinan, Nyu, dia sahabat gue sendiri. Gue juga nggak mau buat persahabatan kita hancur karena perasaan ini, Nyu. Lagian yang tau kan cuma lo, Rama sama Tuhan aja, lainnya jangan sampai tau terutama Kinan sama Mika. Nggak bagu
