Patah hati terberat, melebihi ditolak cinta oleh perempuan pujaan hati. Tak selera untuk melakukan hal apa pun, bahkan geser satu jengkal saja tidak mau. Perasaannya terlanjur patah terlalu berat, bahkan tak bisa dia kembalikan dengan mudah. Ia juga kecewa. Semesta tengah mempermainkan perasaannya, tak tau harus berbuat apalagi. Saat ini tak ada yang bisa dia lakukan kecuali diam di tempat. Meratapi semuanya. Sebenarnya tak ada yang salah, mama mau pun papanya tidak ada yang salah. Ekspetasi dan keinginannya yang terlalu tinggi, hingga membuatnya terpelanting saat kenyataan membantingnya terlalu dalam. Mentalnya tidak kuat menahan semua. Air mata yang keluar bahkan tak bisa membuat pikirannya tenang. Malah semakin banyak pikiran bercabang yang membuatnya tambah berpikir keras, kepalanya sa