Keputusan Esha

1057 Kata
Esha menarik nafasnya dalam, ia menimbang baik buruknya atas pilihannya,dia harus memberikan keputusan terbaik.Dia mencintai Willy,dia pria yang sangat baik dalam memperlakukannya selama ini. Tentu dia sosok pria idaman untuk menjadi suami. "Esha... " Ucapnya masih ragu. Sementara Willy menanti dengan jantung yang berdegup kencang karena ia masih melihat keraguan di mata Esha. "Sha... " Lirih Willy membuat Esha menatapnya. Esha kembali menari nafasnya dalam, " Maaf Esha menolak lamaran ini. " Ya, Esha menolaknya.Bagi Esha ini belum waktu yang tepat untuknya menikah,dia harus fokus pada keluarganya agar mereka bangkit tanpa bergantung pada orang lain agar ke depan mereka tak di anggap remeh. Terlebih 2 adiknya adalah laki-laki di mana sekarang menjadi tugas Esha agar kedua adiknya menjadi pribadi yang lebih kuat. "Sha... " Ucap Willy antara sedih dan kecewa. Esha berusaha menahan perasaannya,ia tak boleh gouah. Ia harap Willy mau mengerti dan bersabar menunggunya hingga waktu yang tepat nanti. "Maaf Will.. aku belum siap. " Ucap Esha penuh rasa bersalah. Mama Sekar menghela nafasnya lega, akhirnya dia memiliki alasan untuk masa depan putranya agar lebih baik. "Kamu lihat sayang? Dia menolakmu, apa yang kamu harapkan darinya?" Willy menggeleng, " Esha hanya masih bingung ma.. Iya kan Sha? " Ujar Willy sambil menatap Esha penuh harap. "Aku minta maaf Will.. " "Sha... percayalah aku bisa membahagiakanmu dan membantu keluargamu, papa bersedia membantu menyekolahkan adik-adikmu bahkan hingga perguruan tinggi. Iya kan pa? " Papa Pandu mengangguk, " Benar Sha.. pikirkan sekali lagi. " Pandu sangat mengerti keinginan putranya.Terlebih dia putra satu-satunya apapun yang putranya inginkan dia akan berusaha mewujudkannya. "Pa, jangan mempermalukan keluarga kita deh, jelas-jelas gadis ini menolak putra kita, dan kamu Will, jangan merendahkan harga dirimu hanya demi perempuan sombong yang tak tahu berterimakasih ini." Esha langsung menatap mama Sekar, "Maaf tante, Esha tak bermaksud sekalipun merendahkan. Tapi Esha tidak mau hidup bergantung pada orang lain. Esha harus mengajarkan pada adik-adik Esha untuk bekerja keras dan bertanggung jawab." "Halah sudah, tak usah banyak omong, intinya kamu sudah menolak anak saya." Mama sekar segera berdiri, " Ayo kita pulang sudah cukup kita di buat malu oleh mereka." "Tapi ma... " Rajuk Willy. Mama sekar memutar bola matanya," Willy kamu laki-laki tampan, pintar dan berasal dari keluarga mapan. Jangan mau di rendahkan oleh perempuan tak tahu berterimaksih sepertinya.Perempuan bukan hanya dia. " "Tapi ma, Willy cinta Esha." "Halah, cinta...tenang nanti mama carikan kamu istri yang lebih cantik dari dia, dan yang pasti sederajat dengan kita. " Melirik ke arah pandu suaminya yang masih terlihat bingung. "Papa, ayo pulang seret anakmu itu, mama sudah tak tahan lama-lama di sini." "Iya.. ma.. " Pandu menatap ibu Maryam, " Kami permisi." "Pa, Willy tidak mau." "Kita bicarakan nanti di rumah. " Bujuk Pandu pada putranya. Willy menatap Esha kecewa lalu mengikuti langkah papanya. Setelah kepergian Willy dan kedua orang tuanya Esha kembali duduk. Bunda Maryam merangkul pundak putrinya. "Nak, apa kamu yakin? " Esha menunduk seraya menganggukan kepalanya, " Tanah kubur Ayah masih merah bun, bagaimana bisa Esha memikirkan sebuah pernikahan.Terlebih adik-adik Esha,Nanda dan Denias mereka harus menjadi laki-laki kuat dan tangguh di masa depan, apa yang akan mereka lihat jika kita hidup bergantung pada belas kasihan orang lain.Asha juga Esha tak mau adik-adik Esha di rendahkan orang lain suatu hari nanti. " Esha menatap dalam mata bundanya, " Ayah selalu mengajarkan agar selagi kaki kita mampu berdiri, tangan kita mampu bergerak, mata kita mampu melihat dan telinga kita mampu mendengar,maka jangan pernah bergantung pada orang lain." Menggenggam tangan bundanya lalu mengecupnya ,"Kita pasti bisa bun. " Ucap Esha berusaha tegar meski kini hatinya merasa takut kehilangan pria yang ia cintai selama ini. Sudah Esha duga respon mama Sekar tadi akan seperti itu. Selama ini Esha merasa mama Willy memang tak menyukai dirinya,wanita cantik itu hanya menunggu moment seperti ini. Menghela nafasnya mencoba menetralkan kesedihannya, "Esha tak apa bun,tak usah khawatir." Bunda Maryam tersenyum,ia tahu seperti apa putri sulungnya itu, " Ya sudah, percayalah kalau jodoh tak akan kemana, kalau dia tak datang dengan cepat maka tunggu saja waktu yang tepat, meski dia jodohmu bukan pria yang selama ini dekat denganmu.Percayalah rencana Tuhan adalah yang terbaik." "Iya bun, ini sudah malam, bunda istirahat saja, ini biar Esha yang bereskan. " Tunjuk Esha pada minuman dan makanan yang tersaji di meja yang sama sekali tidak tersentuh. ............... Keluarga Pradana memasuki rumah mereka,Sekar terlihat sangat lega sekali,berbeda dengan dua pria di belakangnya, Pandu merasa bingung harus bagaimana karena dia melihat kesedihan dan kekecewaan di mata putra tunggalnya. "Pa, mama merasa terhina dengan penolakan ini. " Ujar Sekar setelah mereka semua duduk. "Maksud mama? " "Ya gitu, apa kurangnya anak kita selama ini pa, dia sudah habiskan waktunya hanya untuk menjaga gadis itu, harusnya dia bersyukur karena putra kita memiliki niatan baik melamar dan menanggung hidup keluarganya ke depan tapi gadis itu dengan sombongnya menolaknya." Sekar melirik ke arah putranya yang masih terlihat ada kekecewaan di matanya, "Kamu lihat sayang, gadis itu tidak mempercayaimu. Kalau dia percaya padamu tentu dia tak akan menolak lamaranmu. Apa yang kamu harapkan dari gadis yang tak menghargai perasaanmu. " "Ma...." Tegur Pandu pada istrinya. "Apa sih pa? Mama benar kok, selama ini mama lihat kalau hanya putra kita yang begitu setia. Bahkan mama pernah melihat gadis itu jalan berboncengan motor dengan pria lain." Willy langsung menatap mamanya, "Mama jangan mengada-ada. Esha tidak pernah seperti itu. " Belanya untuk kekasihnya. "Mama tidak mengada-ada, kamu pikir apa alasan mama tak begitu merespon hubungan kalian selama ini? Mama selalu dukung apapun pilihan kamu makanya selama ini mama diam, berharap mata kamu terbuka sendiri jika dia bukan gadis baik-baik." Willy yang tengah kecewa pada kekasihnya pada akhirnya semakin kecewa karena termakan ucapan mamanya, Bagi Willy,mamanya tak mungkin berbohong padanya. "Pokoknya mama merasa terhina pa." "Terus kita harus bagaimana?Mama jangan mempersulit mereka. " Ujar Pandu. "Willy bilang pada kita kalau dia mau menikah secepatnya kan? " Sekar mendekati putranya dan memeluknya sesaat," Kamu sayang mama kan nak? " Tanya Sekar. "Iya ma. " "Kalau begitu kembalikan harga diri mama yang sudah di injak-injak oleh gadis itu." "Maksud mama? " Tanya Willy bingung. "Menikahlah dengan gadis pilihan mama. " "Maksud mama apa? Willy tidak mengerti." "Diana, menikahlah dengan Diana. " "APA... " Kaget Willy dengan permintaan mamanya. Bagaimana mungkin mamanya meminta hal itu padanya. Sementara dirinya hanya menganggapnya sahabat.Selain itu hatinya masih memikirkan hubungannya dengan Esha ke depan setelah penolakan Esha. . . myAmymy
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN