PROLOG
Pria itu melihat seorang wanita cantik yang sedang memandang dekorasi indah dan romantis yang disediakan oleh perusahaan layanan foto prewedding.
Ia mendekati wanita itu.
“Anda tertarik untuk berpose disana?” tanyanya ramah.
Wanita itu balas tersenyum ramah.
“Anda orang Indonesia juga? Tapi tampilan anda seperti orang Yunani.”
“Alvaro Dimitri. Ibu Indonesia, sialnya….ayah Yunani!” Pria itu mengulurkan tangannya.
Wanita itu balas menjabat tangan si pria. Tangannya hangat.
“Tivana. Indo asli.” Wanita itu terkekeh. Lucu juga pria ini.
“Memang indah dekornya, tapi sayang calon saya tak ada disini. Saya sedang berlibur sendirian.”
Wanita itu menatap kearah pemandangan indah didepannya, dekorasi dengan tema ala Yunani yang sangat romantis. Sayang sekali bila menyia-nyiakan momen ini. Tapi mau bagaimana lagi?
“Bagaimana kalau kita berfoto bersama?” pria itu menawarkan.
“Ah, bagaimana mungkin? Anda kan bukan calon saya,” wanita itu menolak halus, namun si pria tak mau menyerah begitu saja. Ia berusaha membujuk lagi.
“Sayang bila anda melewatkan kesempatan ini. Dekorasi disini terkenal luar biasa indahnya. Mereka semua yang berminat disana sudah mengantri selama berbulan-bulan! Saya bisa memangkas antrian itu untuk anda.”
“Lalu mengapa saya harus berfoto bersama anda? Kita bahkan baru saja kenal!” wanita itu mengernyitkan dahinya heran.
Si pria tersenyum misterius.
“Kita bisa berfoto bersama dengan asumsi saya adalah calon anda. Setelah file foto ini kita peroleh, saya bisa mengedit wajah saya dan menggantinya dengan wajah calon anda.”
Wanita itu terlihat mulai tertarik dengan usul si pria meski masih menaruh rasa curiga.
“Lalu mengapa anda mau melakukan semua ini?” tanyanya heran.
Pria itu tersenyum licik.
“Sebenarnya aku melakukan ini untuk ibuku, dia sakit keras. Dia ingin sebelum dirinya meninggal melihatku telah menikah. Sekarang dia sedang sekarat, aku hanya ingin menunjukkan foto pernikahanku padanya sebelum ia menutup mata untuk selamanya.”
“I ‘m sorry to hear that,” ucap wanita itu simpatik.
Kena kau! Pikir pria itu.
Maaf untuk ibu yang ada di surga, aku pakai namamu dulu.
Sebenarnya pria itu melakukannya untuk menghindari Pricilla. Cewek Yunani itu terus mengejarnya sehingga membuat suaminya marah besar padanya. Pria itu terlanjur berkata bahwa ia telah menikah, jadi ia harus punya buktinya kan?
Mereka pun jadi berfoto bersama dengan kostum lengkap layaknya sepasang pengantin betulan. Dan tak disangka dalam foto itu mereka terlihat begitu serasi dan romantis, seakan-akan mereka adalah pasangan yang betul-betul saling mencintai. Semua yang melihat foto itu pasti bisa menangkap kesan itu.
Semoga Pricilla bisa terkecoh dengan foto ini, pikir si pria licik.
Alvaro memandang foto itu dengan puas saat ia berjalan menuju mobilnya. Kemudian seorang pria mengejarnya dengan panik. Bukannya dia fotografer yang tadi memotretnya?
“Mr…Mr….your wife! She is…accident…car accident! She is injury,” pria itu menjelaskan dengan bahasa Inggris belepotan.
Shit! Apa sekarang ia harus mengurusi masalah wanita yang baru dikenalnya itu?! Sesaat Alvaro berniat tak menghiraukannya, tapi kemudian ia terbayang wajah wanita yang sudah dibohonginya itu. Dia terlihat polos dan baik hati. Alvaro tak tega meninggalkannya begitu saja.