Alih-alih kembali ke kamarnya, Waverly berjalan turun menuju tangga ruang bawah tanah melalui lorong yang terasa familiar. Dia melewati semua ruangan sebelum tiba di ruangan terakhir, ruangan yang berpintu kayu dengan kaca patri di tengahnya. Dia memutar gagang pintu yang langsung terbuka, dan melangkah masuk. Begitu Waverly masuk, dilihatnya sebuah jendela tempat dia sering menghabiskan waktunya semasa diisolasi. Waverly menunduk dan mendapati karpet dengan empat pola melingkar di tempat kursi biasanya terletak. Seluruh perabot tambahan yang dulu mengisi ruangan tersebut telah hilang, dan barang yang tersisa hanyalah lemari tua dan meja. Waverly duduk di atas ranjang dan melepas sepatunya menggunakan tumit. Kemudian dia berkemul di dalam selimut, otaknya masih mereka ulang percakapannya