“Aku menyukaimu, Villia,” ucap Dave. Villia yang tengah menyesap minumannya, langsung menyembur dari mulutnya, membuat Dave membasuh wajahnya menggunakan tissue yang ada di saku jasnya, karena semburan Villia terkena di wajahnya. “Maafkan saya, Tuan,” ucap Villia. Dave menggelengkan kepala dan berkata, “Tidak apa-apa.” “Saya terkejut dengan candaan Tuan.” “Bukankah aku mengatakan tidak perlu berbicara formal? Santai saja.” Villia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia terkejut ketika bosnya itu mengatakan bahwa ia menyukainya. Villia tidak bisa mengatur napasnya, ia senang akhirnya cintanya di balas, namun ia takut ini hanya harapan palsu saja. “Baiklah. Tadi … kamu ngomong apa?” tanya Villia berbicara sesuai keinginan Dave. “Aku menyukaimu,” jawab Dave. Villia mencoba bersikap