Dengan entengnya Adel berjalan menuju kamar mandi, tanpa mengatakan apa-apa. Sementara Ben menatap nanar punggung polos wanita itu. Ia tersenyum kecut lalu menghempaskan tubuhnya ke kasur. Menatap langit-langit kamar tersebut dengan kepala yang disanggahi oleh tangannya sendiri. Langit-langit yang menjadi saksi betapa ia telah dikhianati oleh ekspektasinya sendiri. Sungguh … seumur hidupnya, baru kali ini Ben merasa sedemikian sakit setelah melakukan percintaan. Tak ada kepuasan seperti yang ia bayangkan. Sebaliknya hanya rasa kosong, hambar. Secara biologis, pria itu memang mencapai puncak kenikmatannya. Terbukti dari cairan miliknya yang menyembur keluar dalam tubuh Adel. Sayangnya, perasaannya justru menyatakan hal yang sebaliknya. Kekecewaanlah yang tengah menyelimutinya. Bahkan lebi