“Ada apa ini Nathan? Kenapa dia bisa masuk ke sini?” Samanta masih mendumel kesal. Nathan tidak menghiraukan pertanyaan Samanta. Dia segera memasang pakaiannya dengan tergesa-gesa. Wajahnya terlihat begitu panik. Dia memasang kemejanya dengan gusar hingga kancingnya compang-camping. Setelah itu Nathan mengenakan celananya dan berniat mengejar Hana, namun Samanta segera menghalanginya. “Ada apa Nathan? Kamu mau ke mana?” Nathan menelan ludah. “Maafkan aku, Ta... aku harus menyusul dia?” “Kenapa...!?” Samanta menarik tangan Nathan lebih kuat lagi. “Kenapa kamu menjadi panik seperti itu? yang paling membuat aku tidak mengerti adalah kenapa dia bisa masuk ke dalam sini dan ada apa dengan kue itu?” tatapan samanta mengarah pada kue yang sudah hancur di dekat kaki Nathan. Nathan beralih me