Chapter 18

1963 Kata

Erida berucap syukur, di depannya kini ada Aira yang sedang bermain dengannya setelah ia berhasil membujuk Aditya dengan alasan sedemikian rupa. Ternyata meminta kepada si pangeran es sangat tidaklah mudah. Ia ingat saat kemarin ia memaksa Aditya untuk mengizinkan Aira bermain dengannya dengan alasan ingin memberikan hadiah yang sudah ia beli secara langsung. "Aku tidak bisa, Erida. Kau tahu bukan, aku tidak ingin mengganggu privasi keluargaku,"tolak Aditya tegas saat Erida memasuki ruangannya untuk memberi secangkir kopi. Pria itu kira Erida akan memberi hadiah yang katanya untuk Aira. Sebenarnya ia menolak saat Erida menelponnya dan berkata ingin memberi putrinya hadiah, tapi gadis itu terus memaksa. "Aku mohon Aditya, lagi pula kau juga sudah pernah membawanya kemari," mohon Erida. "

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN