Inilah Yang Terjadi

812 Kata
Pov Author Hewan melata yang masih berada di ranjang Arina langsung menundukkan kepalanya karena takut akan tatapan rajanya yang terlihat sangat murka "sssttt hamba benar-benar berjanji kalau hamba tidak akan melakukan hal ini lagi," ucapan dari hewan melata itu hanya membuat raja dari para raja di pulau itu semakin murka, matanya memerah menandakan jika sebentar lagi akan terjadi sesuatu yang tidak baik terjadi.   "Darah dari ratuku tidak pantas dirasakan oleh kau ular s****n! Mulai saat ini kau bukan lagi bagian dari pulau ini karena aku akan membakar tubuh kotormu itu," detik itu juga sebuah api muncul dari mulut sang raja dan api itu terarah pada ular yang sekarang berada di depannya, api yang dikeluarkan oleh raja itu membuat seluruh tubuh sang ular terbakar kemudian menjadi abu.   Pria yang tidak lain raja di pulau itu menghampiri ratunya lalu m******t wajah sang ratu sambil meresapi rasa dari tubuh Arina, tidak ada rasa terganggu yang terjadi pada Arina meskipun jilatan demi jilatan terus dilancarkan oleh sang raja "aku hampir terlambat untuk menghentikan tindakan dari salah satu hambaku tapi tetap saja aku berhasil menghentikannya, tidak ada yang boleh merasakan bagian tubuhmu selain aku ratu."   Kemudian pria itu pergi dari kamar ratunya tetapi sebelum itu dia memagari kamar ratunya dengan sebuah pagar gaib yang akan membuat sang ratu terlindungi dari mara bahaya apa pun.   Hingga kemudian pria itu keluar dari kamar ratunya untuk menemui orang tua Arina, di lantai bawah terdapat orang tua Arina yang menatap cemas pada pria itu, mereka takut putri mereka disakiti meskipun hal itu tidak akan pernah terjadi sampai kapan pun "Arina tidak akan mengingat kejadian apa pun yang dia alami hari ini maka dari itu kalian harus merahasiakan hal ini rapat-rapat, jika sampai ratuku tahu aku akan mengambil ratuku lebih cepat dari seharusnya."   Orang tua Arina kembali terlihat ketakutan tapi mereka tetap menjawab "kami tidak akan mengatakan hal apa pun pada Arina yang mulia tapi hamba mohon jangan bawa Arina sebelum waktu perjanjian kita," ayah Arina menjawab ucapan pria itu dengan wajah pias "selama kalian mematuhi ucapanku maka aku akan memenuhi janjiku." ***** Pov Arina Mataku terbuka dan cahaya mentari menyambutku untuk pertama kalinya, aku mengambil gelas berisi air yang berada dinakas samping tempat tidur lalu meneguk air ini secara perlahan, kulihat diriku yang memakai sebuah dress berwarna maroon. Aku tidak mempermasalahkan diriku yang berganti pakaian tapi aku sangat merasa bermasalah saat memikirkan siapa yang menggantikan aku pakaian ini.   Mungkinkah ibuku yang melakukannya atau orang lain? Hal ini akan terjawab kalau aku bertanya pada ibu, aku pun turun ke lantai bawah dan menghampiri ibuku yang sedang memasak "ibu."   Ibuku menatap kedatanganku dengan terkejut tapi setelah itu ibu mengulas senyum manisnya padaku "ada apa sayang?" Aku melipat kedua tanganku di depan d**a lalu memulai percakapan "aku mau bertanya sesuatu ibu, tadi malam aku tidak menggunakan dress ini lalu kenapa tiba-tiba saat aku bangun diriku menggunakan dress ini, bagaimana bisa hal ini terjadi ibu?"   Dari ekspresi wajah ibuku aku dapat melihat kalau ibuku terlihat ragu untuk menjawab pertanyaanku, lagi-lagi aku dibuat curiga pada ibuku ini "sebenarnya yang memasangkan kau pakaian itu adal-" ucapan ibuku terpotong oleh sebuah suara yang tidak lain adalah suara ayahku "tadi malam ibumu memang mengganti pakaian basahmu dengan dress itu sayang."   Mataku memicing akan ucapan ayahku yang terdengar aneh sekaligus ada benarnya tapi yang membuatku curiga adalah tatapan ayahku kepada ibuku yang seperti mengisyaratkan kalau aku tidak boleh mengetahui yang sebenarnya "apa ucapan ayah benar ibu?" Tanyaku sekali lagi pada ibu untuk memastikan apakah ucapan ayah benar atau tidak.   "Emm ucapan ayahmu benar sayang, ibu yang menggantikan pakaianmu yang basah," mendengar ucapan ibu membuatku teringat bahwa sebenarnya aku tidak berada di rumah ini melainkan di sisi lain pulau tapi entah mengapa aku lupa akan hal apa yang sebenarnya terjadi padaku, mungkinkah kepalaku terbentur pada batu dan membuat aku lupa semuanya?   "Kalau begitu bagaimana bisa aku berada di rumah ini ibu?"   "Ibu serta ayahmu menemukan dirimu di bagian lain pulau ini dalam keadaan tidak sadarkan diri dan juga kehujanan, ibu sangat bersyukur karena ibu bisa menemukan dirimu sebelum kau dimangsa oleh binatang-binatang mengerikan diluar sana," sepertinya apa yang diucapkan ibu benar, mungkin aku memang tidak menyadari apa yang terjadi padaku kemarin.   "Ohhh begitu, baiklah kalau begitu aku mau makan ibu, apa makanannya sudah siap?"   "Makanannya sudah siap sayang, ayo kita makan."   Kami pun makan dalam keheningan dan saat aku sudah selesai makan aku kembali ke kamarku untuk segera mandi karena aku belum mandi, aku memang sering makan terlebih dahulu baru setelah itu mandi, saat aku sudah menyelesaikan aktivitas mandiku aku mulai membereskan kasurku tapi aku menemukan sebuah objek menarik.   Aku menemukan sebuah sisik ular berwarna hitam, apa di sini ada ular? Aku mengecek bagian bawah kasurku dan syukurlah karena aku tidak melihat tanda adanya ular, tapi bagaimana bisa di atas ranjangku terdapat sisik ular?   Sisik ular ditanganku terlihat bersinar dan setelah itu tiba-tiba kulit ular ditanganku berubah menjadi ulat-ulat kecil "aaaaaaa."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN