Kantor

1067 Kata
Bi sumi lalu menarik tangan Saskia mengajaknya duduk sambil melihat kesana kemari takut Bu Ratna dan Pak Anton mendengar ucapannya. "Bi Sumi kenapa?" tanya Saskia heran. "Bibi takut kalau Nyonya sampai dengar Non." "Memangnya kenapa Bi, kalau mama sampai dengar?". "Gak apa-apa Non," bisik Bi Sumi. Sudah bertahun-tahun Bi Sumi menjadi pembantu di Rumah kakek Tirta, Bi Sumi juga sudah tahu sifat Bu Ratna dan Pak Anton yang sebenarnya. Tetapi karena takut di pecat Bi Sumi selalu diam dan tidak mengatakan apa pun, suatu hari Kakek Tirta merasa curiga kepada Bi Sumi lalu ia memaksa Bi Sumi untuk mengatakan siapa Ratna yang sebenarnya. Dengan berat hati Bi Sumi memberi tahu semua kebohongan Bu Ratna kepada kakek Tirta. Namun beberapa hari kemudian setelah Bi Sumi mengatakannya, Kakek Tirta masuk rumah sakit terkena serangan jantung dan koma sampai sekarang. Semenjak itu Bi Sumi membungkam mulutnya mengenai sifat asli Bu Ratna sebenarnya. Bi Sumi dan Saskia lalu duduk di dekat meja kecil yang berada di dapur. "Begini Non, Abimanyu itu sebenarnya adalah ayah kandung dari Den Abyan." "Apa Bi!" pekik Saskia. Bi sumi langsung menutup mulut Saskia dengan tangannya. "Aduh Non, jangan kuat-kuat nanti nyonya dengar." Saskia menganggukkan kepalanya pelan. Bi sumi lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Iya Non, Tuan Abimanyu adalah ayah kandung Den Abyan bukan pak Anton. Tuan Abimanyu sudah meninggal sejak Den Aby masih berumur 8 tahun," tutur Bi Sumi. "Ayah mas Aby meninggal kenapa Bi?" tanya Saskia penasaran. Raut wajah Bi Sumi tiba-tiba berubah menjadi sedih, ia lalu beranjak dari duduknya dan melihat ke arah luar jendela. Bi Sumi terbayang akan peristiwa 20 tahun silam, Peristiwa itu masih membekas di hati Bi Sumi. “Ada apa Bi, kenapa Bibi berubah menjadi sedih?” tanya Saskia. “Bibi sedih Non bila mengingat kejadian itu,” jawab Bi Sumi. “Kejadian apa Bi? Katakanlah,” paksa Saskia. Bi Sumi kemudian menceritakan kejadian menyedihkan 20 tahun yang lalu itu kepada Saskia. "Dulu Tuan Abimanyu, Nyonya Ratna, dan Den Abyan adalah keluarga yang sangat bahagia. Kala itu Bibi bersama keluarga kakek Tirta sedang berlibur ke pantai Bali. Den Abyan yang masih berumur 8 tahun bermain di pinggir pantai bersama Tuan Abimanyu, sedangkan Bibi bersama nyonya Ratna masih berada di hotel. Tapi tiba-tiba saja ombak datang lalu Den Abyan hanyut terbawa ombak dan hampir tenggelam. Tuan Abimanyu berhasil menyelamatkan Den Aby dan membawanya ke tepi, namun naas gelombang air laut kembali naik dan Tuan Abimanyu tidak sempat menyelamatkan dirinya sampai akhirnya tubuh Tuan Abimanyu terseret masuk ke dalam laut dan meninggal dunia. Den Abyan menangis menjerit menyaksikan langsung ayahnya tenggelam tergulung ombak, semenjak itu Den Abyan sangat takut melihat laut, bahkan sampai sekarang Den Aby tidak bisa berlama-lama menyentuh Air," ucap Bi Sumi dengan mata berkaca-kaca. Saskia menganggukkan kepalanya mengerti, ia ikut merasa sedih mendengar cerita Bi Sumi. Saskia baru menyadari itu sebabnya Mas Aby sangat cepat ketika mandi kemarin karena masih trauma dengan kematian ayahnya. Bi Sumi hanya memberitahu tentang Tuan Abimanyu kepada Saskia, tapi tidak dengan kebenaran sifat asli Bu Ratna karena Bi Sumi tidak ingin Saskia bernasib sama seperti kakek Tirta jika sampai Saskia tahu yang sebenarnya. "Ya ampun Bi, sudah siang. Saskia belum masak!" pekik Saskia baru teringat. “Iya. Ayo Non, kita masak sekarang!” ajak Bi Sumi. Saskia dan Bi Sumi lalu cepat-cepat memasak untuk sarapan dan bersiap pergi ke kantor. Sebelum berangkat bekerja Saskia menulis sebuah surat untuk Abyan. **** Pukul 10.00 pagi Abyan baru terbangun, ia membuka matanya perlahan sambil memegang kepalanya yang masih sedikit pusing. Abyan lalu bergegas pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya, ketika hendak turun dari tempat tidur tanpa sengaja Abyan menyentuh surat dari Saskia. "Surat apa ini," guman hati Abyan. Abyan membuka surat itu dan membaca. "Assalamualaikum Mas, aku minta izin berangkat pergi ke kantor. tadi pagi aku tidak tega bila harus membangunkan Mas Aby, aku sudah menyiapkan, pakaian, air hangat untuk mandi mas Aby dan juga sarapan mas Aby di atas meja, jangan lupa di makan ya Mas," salam istrimu Saskia. setelah membaca surat itu, Abyan langsung meremasnya dan membuangnya asal tak peduli. Abyan lalu menatap sepiring nasi goreng yang berada di atas meja. ia lalu mengambilnya dan menyantapnya dengan lahap. Tidak butuh waktu lama Abyan membuat isi dari piring itu habis tak tersisa, kemudian ia kembali melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Sehabis mandi dan berpakaian Abyan lalu duduk di ruang tengah bersantai sambil menonton acara balap motor di TV. “Bi, dimana Mama dan Papa?” tanya Abyan kepada Bi Sumi yang sedang menyapu lantai. “Tuan dan Nyonya sudah berangkat ke Rumah Sakit Den, kalau Non Saskia berangkat ke Kantor,” jawab Bi Sumi. “Ya sudah, buatkan aku jus jeruk!” perintah Abyan. “Baik Den,” sahut Bi Sumi sambil menganggukkan kepalanya. *** Sebelum berangkat ke Rumah Sakit Bu Ratna dan Pak Anton mengantar Saskia pergi ke Kantor terlebih dulu. Tiba di Kantor, Bu Ratna lalu memperkenalkan Saskia kepada semua pegawai dan staf yang bekerja di kantor perkebunan kakek Tirta. “Baiklah semua, disini Saya akan memperkenalkan pemimpin baru kalian yaitu ibu Saskia, dia adalah menantu Saya yang akan menggantikan posisi kakek Tirta karena kita semua sudah tahu kalau saat ini kakek Tirta sedang sakit. Untuk itu Saya minta kalian bisa membantu ibu Saskia,” ucap Bu Ratna tegas. Para pegawai dan staf lainnya menganggukkan kepala mereka mengerti. Setelah itu Bu Ratna pergi ke Rumah Sakit. Di Kantor perkebunan Saskia harus mengurus semua dari awal karena semenjak Kakek Tirta sakit tidak ada yang mengurus perkebunan dan pabrik. Para manajer tidak bisa mengambil keputusan tanpa persetujuan Atasan mereka. Saat ini Saskia sedang rapat bersama para manajer perkebunan membahas hasil panen perkebunan kepala sawit yang semakin menurun. “Ini Bu, laporan hasil dari perkebunan beberapa bulan yang lalu.” Salah satu manajer memberikan berkas laporannya lalu di ikuti oleh manajer lainnya. Saskia lalu mulai mengecek semua berkasnya satu persatu. “Baiklah dari semua laporan ini, dapat di pastikan penurun hasil perkebunan kita terjadi karena Kurangnya perawatan. Untuk itu Saya minta kepada semua manajer harus meningkatkan perawatan perkebunan mulai dari pemberian pupuk, penyemprotan rumput dan lainnya,” ucap Saskia kepada para Manajer. “Baik Bu, kami semua akan mengerahkan para karyawan perkebunan untuk menjalankan perintah ibu,” sahut salah satu Manajer. “Baiklah kita cukupkan rapat hari ini, terima kasih semuanya.” Saskia mengulurkan jabatan tangannya lalu di sambut oleh para Manajer perkebunan, mereka semua sangat kagum melihat Bu Saskia yang tidak hanya cantik tapi juga pintar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN