Bian tersenyum menatap Dine dari balik helmnya, "Aku pamit dulu." Dine mengangguk dan tersenyum, "Iya. Bye." Orin, Nola dan dirinya melambaikan tangan melepas kepergian Bian dengan motornya. Oh.. Seksi sekali.. Bahunya yang lebar dan punggungnya yang kokoh. Ingin rasanya aku bersandar. Tapi, memalukan, memalukan! Imajinasiku terlalu liar. Stop it Dine! "Kita masuk," Dine menatap kedua sahabatnya. "Lelaki tadi sepertinya tampan, hanya sayang tertutup helm. Aku cuma melihat matanya saja.." Orin tersenyum sambil merangkul Dine. "Ah hentikan! Dia relawan di yayasan satwa," Dine menghindar dari topik bahasan soal Bian. Aku tidak mau Nola atau Orin melihat ekspresi di wajahku yang mungkin malu malu kucing. Si Bian membuatku tidak menentu begini. "Meski tertutup helm, tapi sekila