20- Pillow Talk, Pernyataan Menyakitkan Faras
Sofika meremas seprei biru muda yang menutupi kasur.
Rasa marahnya seolah terbang menguap entah kemana. Yang ada hanyalah rasa tak percaya berselimutkan rasa bahagia.
Dia memejamkan mata, merasakan sentuhan lembut bibir kenyal dan seksi suaminya yang mendarat dengan begitu lembut di bibirnya.
Hanya sebuah kecupan singkat, tanpa isapan, lumatan atau pun pergerakan lainnya.
Murni kecupan biasa.
Faras sendiri terkejut akan apa yang sudah dia lakukan, pipinya memerah karena malu. Kemudian dia bangkit dan membenarkan posisi duduknya.
Sementara itu, Sofika masih terbaring dengan mata terpejam, pipinya tak kalah merah dengan pipi Faras, suaminya.
Faras menatap sang istri sekilas, kemudian ikut berbaring dengan posisi miring menghadap ke arah S
