Mantan Preman

1234 Kata

Nayla dan Ridho sudah sampai di depan gapura pondok pesantren saat ini dan langkah mereka sama-sama terhenti saat Ridho mengatakan hal itu kepada Nayla. Nayla merasa terjebak dengan janjinya sendiri dan sekarang mulai ragu untuk memberikan persetujuan. “Gimana, Nay? Bukannya itu sangat mudah?” tanya Ridho kepada Nayla dengan heran. “Mudah apanya? Kamu tuh bahasannya nggak ada yang lain apa selain bahas masalah ranjang? Keliatan banget nafsunya!” omel Nayla dengan kesal, tapi ia juga tersipu malu di saat bersamaan. “Ranjang? Siapa yang bahas masalah ranjang, Nay?” “Trus tadi itu apa? Bahas masalah menunaikan kewajiban aku sebagai istri segala!” “Kan tadi kamu sendiri yang bilang kalau aku harus kasih kamu nafkah lima juta setiap bulannya dan kamu memberikan aku waktu tiga bulan sejak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN