PRACTICE MAKES PERFECT

1204 Kata
Pertemuan Vannessa Angelica dan Adrian Tanuwijaya yang tidak sengaja di restoran saat jam makan siang ternyata berlanjut kepada hubungan yang lebih serius. Sering merencanakan janji temu atau pun Adrian mengirim buket bunga ke perusahaan model yang menaungi Angel. Perumpaan Angel bahwa Adrian adalah seorang buaya dan dia adalah penangkaran buaya membuat mereka merasa saling cocok satu sama lain. Pria yang tahu cara memperlakukan wanita patut disematkan kepada Adrian. Dia benar-benar bisa mengambil hati Angel. Tetapi sebagai wanita tentu saja Angel tetap harus menyembunyikan rasa kagumnya. Mereka sepertinya saling meraba permainan masing-masing. Jangan sampai terjebak kepada permainan mereka sendiri. “Good night Miss Angel, Mr. Adrian is waiting for you there,” ucap pelayan restoran Prancis menunjuk tempat duduk yang dipilih oleh Adrian untuk makan malam bersama Angel. Adrian yang melihat sosok Angel dari kejauhan berdiri menyambut wanita cantik itu dengan senyuman termanisnya. Awalnya Adrian ingin menjemput Angel di kediamannya tetapi Angel mengatakan untuk makan malam pertama kali dengan pria, dia tidak terbiasa untuk dijemput. Karena jika saat makan malam nanti dia tidak senang dengan pria itu, dia tidak akan bingung untuk kembali ke apartemen. Dia memiliki kendaraan sendiri. Nyatanya, Angel tetapi dikawal oleh sopir keluarganya yang menunggu dengan setia nona mudanya itu. Senyum merekah tampak di wajah Angel melihat penampilan maskulin Adrian. Ya, Adrian pria metroseksual, dengan sejuta pesona yang melekat padanya untuk menarik perhatian kamu hawa. Pria tampan, menarik, dan sukses. Siapa wanita yang bisa menolak kehadiran Adrian. Ada niat lain di dalam hati Angel, terutama karena dia pernah salah memilih pria. Benjamin, pria yang membuatnya malu bukan kepalang. Dua tahun bersama pria itu bukan waktu yang singkat. Dia bisa terpedaya oleh mulut dan janji manis Benjamin. Sungguh membuatnya kesal. Dia yakin Papinya sedikit kecewa karena hal itu. Semoga saja bersama Adrian, bisa mengembalikan kepercayaan orang tuanya. Dia bisa memilih pria yang ‘benar’. “Wow amazing. I can’t believe it. For the first time, I believe that Angel is real. You are the real Angel, no debat,” puji Adrian melihat penampilan Angel dari atas ke bawah berkali-kali dengan gaun hitam panjang dengan belahan d**a rendah. Penampilan yang memukau dan tentu saja memancing gairahnya sebagai pria. Lipstick merah yang terpoles di bibir Angel, membuatnya ingin mengulumnya dalam dan menuntut. “Adrian,” tegur Angel yang melihat Adrian seperti melamun. Entah pikiran Adrian melayang ke mana. “Eh sorry-sorry. Maaf, kamu tahu saking terpukaunya kakiku serasa gak menapak bumi,” ucap Adrian hiperbola dan segera menarik kursi untuk Angel duduk. “Exaggerated,” cibir Angel. “Berlebihan!? Big No. Kamu tahu di umurku yang ke-25 tahun. Aku merasa kehilangan banyak waktu sia-sia. Bisa gitu aku terlambat mengenalmu. Kemana aja aku selama ini. Hei, Adrian wake up. Wanita cantik ini telah lama menunggu unntuk kamu temukan. Apakah kita harus menikah besok?” tawarkan Adrian tiba-tiba. Alis Angel terangkat satu. “Hahaha…,” tanpa aba-aba keduanya tertawa bersama hingga Adrian bahkan memegang perutnya. Mereka sepertinya memahami candaan masing-masing. Angel tersenyum puas, Adrian benar-benar pria menyenangkan. Saat ini Adrian masuk dalam kriterianya untuk menjadi calon kekasihnya. Setelah itu mereka berbincang mengenai banyak hal, mencari kecocokan satu sama lain, hal apa yang mereka sukai dan tidak sukai sembari menikmati makan malam. Dimulai dari makanan pembuka, makanan utama hingga appetizer yang tidak hanya sedap dipandang tetapi juga sangat lezat di indera pengecapan. Sungguh sesuatu yang saling melengkapi. Makan bersama orang yang menyenangkan dengan hidangan yang juga mengenyangkan perut, hal yang patut dirayakan. “Apakah kamu yakin sopirmu bisa mengantarkanmu pulang? Aku yakin dia kelelahan karena sepertinya kita berbincang hingga lupa waktu. Bagaimana jika aku yang menawarkan untuk mengantarkanmu kembali ke rumah,” tawar Adrian melirik arloji mahalnya menunjukkan pukul sepuluh malam. “Ke rumah?” senyum sinis Angel terkembang. Apa Adrian terlalu polos untuk mengantarkannya kembali ke rumah atau tepatnya apartemen. Adrian mungkin tidak tahu bahwa Angel menyewa apartemen agar jauh dari pengawasan orang tuanya. Dia membutuhkan kebebasan dan ruang gerak yang luas untuk bertemu pria kapan pun. Tetapi serius, apakah malam ini mereka menutup acara dengan saling berbincang saja. “Hmmmpphhhh….,” Adrian memojokkan Angel ke tembok saat pintu kamar hotel terbuka. Dia sudah tidak tahan. Hasratnya tak terbendung sejak tadi Angel menggodanya tanpa henti saat makan malam. Adrian tentu tidak sepolos itu. Dia memilih menghabiskan malam yang panas dan indah dengan menyewa sebuah kamar di hotel bintang lima. Saat mobilnya berbelok ke hotel, Angel terlihat tidak keberatan sehingga tentu saja Adrian tetap melanjutkan niatnya. Angel mengangkat kedua kakinya melingkar di punggung Adrian. Layaknya bocah yang digendong tetapi ini jelas lebih ke saling b******u penuh hasrat dan juga gelora. Tangan keduanya bahkan tak tinggal diam. Angel membantu Adrian membuka dasi kupu-kupunya, setelah itu melemparkan jas Adrian ke sembarang tempat. Sedangkan tangan Adrian mengelus paha Angel yang putih dan juga lembut. “Aucch…,” pekik Angel saat Adrian membantingnya ke ranjang. “Am I hurt you?” tanya Adrian khawatir. Padahal dia merasa tidak terlalu keras membanting tubuh Angel ke ranjang. “No…bukan itu, tetapi ada yang tegak di bawah sana menyentuhku dengan keras,” ucap Angel. Kaki Angel yang berada di antara dua kaki Adrian menyentuh tidak sengaja kejantanan Adrian yang tentu saja menegak seiring cumbuan panas itu. “Tentu saja, adikku sepertinya senang mengenalmu,” tambah Adrian dengan senyuman smirk-nya. Angel yang terbaring pasrah, membuat Adrian kembali memperhatikan wanita memukau di hadapannya yang membuatnya tergila-gila. Adrian mulai menyerang Angel dengan ciumannya ringannya ke leher, hingga ke tengkuk Angel membuat Angel menggigir bibirnya agar tidak memekik. Matanya bahkan tak henti membuka dan menutup merasakan cumbuan Adrian yang membuatnya terbuai. Dia meremas rambut Adrian untuk melepaskan gairahnya. “AHH…,” pekikan Angel akhirnya keluar juga saat Adrian yang menciumnya tetapi tangannya juga menangkup kedua gundukan kenyal miliknya, meremasnya dengan lembut layaknya squishy yang menggemaskan. Tangan Adrian bahkan sepertinya pas saat menangkupnya. Mereka tidak bisa berhenti, mereka terus menginginkan lebih dan lebih. Hingga Adrian kembali berdiri dan membuka semua pakaiannya yang tersisa tepatnya pakaian dalamnya. Angel menatap tubuh Adrian yang atletis, benar sesuai tebakannya. Bahkan ukuran adik pria itu luar biasa, bila dibandingkan dengan beberapa pria yang pernah disentuhnya. Satu hal rahasia yang masih dipegang Angel, semua pria yang menghabiskan malam dengannya tidak sampai berhubungan intim dengannya. Dia masih ingin menjaga keperawannya pada pria yang bener-benar dia inginkan untuk menyerahkan dirinya seutuhnya. Sayang sekali, dia belum menemukan pria hebat itu. “But…Adrian, I can’t. Kamu tahu aku punya batasan. Kita hanya bisa saling menyentuh, but no s*x,” peringati Angel. Dia menunggu reaksi kecewa Adrian. Anehnya, Adrian tersenyum dan tidak terkejut malahan bersikap sangat santai, “Oh tentu saja tidak masalah. Aku lebih mengutamakan kenyamanan kamu bebs. Terserah kamu. Aku akan menunggu kamu siap menyerahkan dirimu seutuhnya,” ucap Adrian dan kembali mencium Angel yang masih memakai pakaian dalamnya sebagai batasan keduanya. Tetapi nyatanya, itu tidak menghalangi mereka saling memuaskan. Bahkan keduanya bisa mencapai titik klimaks bersamaan. Nafas memburu dan juga keringat yang membasahi tubuh mereka saat pelepasan mereka datang sebagai pertanda kepuasan. “Thanks for the wonderful night bebs,” ucap Adrian yang memeluk Angel. Kepala Angel yang bersandar di d**a Adrian membuatnya mampu mendengar degup jantung Adrian yang berdetak kencang. Tanpa aba-aba keduanya tersenyum dan seperti menikmati malam ini. Kemudian memejamkan mata karena lelah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN