“Apa ibu sungguh akan pulang sekarang?” tanya Jena dengan tatapan iba, memelaskan mukanya dengan sengaja karena para ‘tim hore’ Zaflan masih saja berada di ruangan itu sampai sudah mau magrib. Heran. Mereka itu maunya apa sebenarnya? Cari gara-gara juga ada batasnya! Kenapa masih saja mengganggu orang sakit! Zaflan yang duduk di tepi tempat tidur dengan pose kerennya sambil menyilangkan d a d a , melirik Jena yang sepertinya masih dendam dalam diam gara-gara mereka hampir melakukannya beberapa saat lalu. Mata tajam wanita itu semakin lama semakin galak dan berapi-api seolah ingin menyatenya saja. Sudut bibir Zaflan terangkat geli. Jika seandainya tidak ada Amalia Rasyid dalam hidupnya, entah apa yang akan dilakukannya kepada wanita ini yang sudah membuat akal sehat dan segala mo