Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Kenapa kau lama sekali ke kamar mandi?” tegur Lee Jun Min begitu melihat Lia yang baru saja datang. Untunglah dia tidak sampai bengkak gara-gara menangis, jadi dia bisa menyembunyikan kejadian di ruangan tadi. “Um, aku, kan, lagi haid. Kalian para lelaki mana mengerti!” bisik Lia mendekat malu-malu. Tidak menyangka haidnya yang sedang bermasalah jadi penolong di saat yang tepat. Namun, begitu Lia baru saja selesai menjelaskan, tatapan Lee Jun Min mengarah kepada Arya yang juga baru muncul lagi dari kerumunan di seberang sana. Wajah pria berambut pirang itu terlihat sedikit aneh. Otak Lee Jun Min mulai memiliki prasangka yang tidak –tidak. Semenjak Lia hilang, dia juga tidak melihat Arya di sekitar kerumunan itu. “Ka-kau lihat ke mana?” gagap Lia, menolehkan kepalanya dengan ca