Steven? Zaflan dengan cepat memahami keadaan. Rupanya dia adalah calon suami Jena Si wanita gila itu? Ada kekecutan muncul di hati pria ini. Dia masih ingat sosok itu. Dokter yang tidak sengaja tabrakan bahu dengannya di lorong kala dia meninggalkan ruangan VIP Jena. Dipikirnya, nama yang mirip hanyalah sebuah kebetulan semata. Kenapa dia masih ingat? Tentu saja karena nama itu sudah seperti kutukan di telinganya. Jena yang sedikit bingung mau menjelaskan apa kepada sang calon suami, hanya bisa mendorong kursi rodanya menuju Steven yang juga sedang berjalan ke arahnya sambil tersenyum lebar. “Selamat sore, dok,” sapa Zaflan sopan dan sangat ramah, menganggukkan kepalanya pelan. “Selamat sore,” balas Steven lembut sembari meraih puncak kepala Jena, menunduk kepadanya dan bertanya