“Oh... Lee Jun Min?” kata Arya dengan pembawaan santai, dengan gaya cueknya melepas kungkungan Lia begitu saja. Mata sedingin es itu beralih dari Lia ke Arya, masih tidak mengatakan apa-apa. “Kepalanya hampir kejatuhan barang-barang karena ceroboh. Jangan salah paham,” lanjutnya seraya meraih kedua bahu Lia yang kaku untuk ditegakkan. “Kau baik-baik saja, Lia? Kau suka sekali melamun. Lihat, kau hampir saja terluka jadinya.” Tangan kanan Arya mengusap-usap puncak kepala Lia yang menunduk malu dan serba salah, gerakannya seolah membersihkan debu di antara rambut hitam perempuan itu. Usai melakukan gerakan yang membuat kedua calon suami-istri itu diam satu sama lain, Arya menoleh menghadap pria berkacamata itu, kedua tangan berada di dalam saku. “Jika kau tanya kenapa aku berada di si