Lia menundukkan kepala dan tersipu malu, merasa asing dengan semua kemewahan itu. “Ruangannya ada di lantai 3. Saya harap kalian tidak merasa pegal karena harus naik tangga. Maaf, kami tak memasang eskalator demi alasan keamanan.” Pramuniaga dengan wajah dewasa dan lipstik merah itu menjelaskan dengan nada riang di depan mereka berdua, berjalan lebih cepat menuju lantai atas. Setibanya di lantai dua, Amalia Rasyid melihat ruangan itu di penuhi lebih banyak lemari dispaly kaca rendah dalam model lingkaran dan persegi panjang yang meliuk indah. Hawa dingin setipis halimun adalah kesan yang ditangkap oleh siapa pun jika melihat interior ruangan itu. Bagi orang biasa seperti Amalia Rasyid akan sesak seketika berada di ruangan itu. Kali ini, di atas langit-langitnya terdapat lampu kristal