Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Ehm?” Kedua bola mata Amalia Rasyid membesar kaget. Di depannya saat ini, wajah calon suaminya sangat dekat dengan wajahnya. Wajah dingin itu terlihat tidur sangat lelap bak bayi tanpa dosa. Sebuah pemandangan yang akhir-akhir ini dilihatnya ketika pria itu tengah tertidur. Tubuh Lia membeku, sulit untuk digerakkan. Ia masih syok dengan kemunculan tiba-tiba pria itu di dekatnya. Mereka tidur bersama? Lia menyipitkan mata kesal mengetahui keadaan mereka berdua. Perempuan ini hendak bangun dari kasur itu, tapi tubuh Lee Jun Min yang memblokir jalannya hingga tersudut ke sisi lain tempat tidur, membuatnya menahan napas tak bisa bergerak leluasa. Kenapa dia di sini, sih? Kalau mau tidur, harusnya bangunkan aku dulu. Sekarang aku terjebak, kan~ pekiknya dengan perasaan kesal berpilin d