“Zaflan... mengertilah... ini sudah berakhir. Aku mohon kepadamu. Bagaimana aku harus menjelaskan semuanya sampai kau mengerti?”
Lia menghentikan gerakan tangan sang pria yang hendak menarik kalung cincin tersebut, menunjukkan tanda-tanda ingin memasangkannya di lehernya.
“Apa yang harus aku mengerti, Amalia Rasyid? Kau yang sama sekali tidak mengerti! Pernikahan ini adalah kesalahan!”
Suara Zaflan meninggi tajam dengan raut wajah marah, lalu melembut sambil berkata pelan: “Aku akan memaafkanmu, asal kau kembali ke sisiku. Itu sudah cukup.”
Rasa ‘nyut’ hadir di hati Lia.
Pria ini mungkin sudah kehilangan akal!
Dia bukanlah pria seperti ini yang dikenalnya selama bertahun-tahun.
“Jika kita tak bisa memperbaiki apa yang sudah rusak, bagaimana kalau kita mulai saja dari awal? Aku tidak
