Zaflan Matsuyama sangat jengkel dengan ocehan Steven selama hampir 1 jam itu. Kawan? Apa-apaan dia menyebutnya kawan? Segera ketika kakinya berbelok ke arah Jena, raut wajah pria ini menjadi datar misterius Isi pikirannya kosong. Mata tuan muda ini mengamati sosok rapuh di atas ranjang pasien. Jena Rahardian tertidur dengan raut wajah begitu tenang dan damai, persis bayi tak berdosa. Tuan muda ini mengamati wajah sang wanita dengan raut wajah perlahan melunak, teringat kembali ucapan penuh cinta dan ketulusan Steven yang dicuri dengar olehnya di balik pintu. Dia tidak peduli Jena seburuk dan sejahat apa pun? Tidak peduli dengan masa lalunya? Omong kosong! Rahangnya seketika mengetat. Sorot mata mengeras menatap bibir pucat dan sedikit pecah-pecah wanita itu. Kakinya maju perlahan,