Dengan bantuan Haruka dan pelayan wanita tua sebelumnya, dalam sekejap, surat perjanjian yang ditawarkan oleh Jena Rahardian akhirnya selesai dibuat sebelum magrib tiba. Zaflan dan Jena kini berada di sebuah ruangan lain dengan pengawasan Chenkov di luar pintu. Pria ala mafia itu berdiri bersama Haruka dengan mata saling pandang penuh waspada. Haruka terus memelototinya dengan mata tegas penuh keberanian sambil bersedekap. “Jangan memelototiku begitu. Kau bisa melubangi tubuhku jika terus seperti itu.” “Hahaha. Bukankah itu bagus?” Sudut bibir Haruka tertarik menyindir, mata menyipit galak. Pria ala mafia itu hanya mendengus geli ala kebapakan. Begitu serius dan macho. Sangat dewasa. Dalam hati, Chenkov tidak habis pikir. Apa yang sebenarnya tengah direncanakan oleh Sebastian membi